"Foto: Ahmad Fadilah, Fadoli Barbathuly/NOVA, Dok. Keluarga "
Lagi, gondola menelan nyawa manusia. Sepanjang tahun ini saja, sudah 9 nyawa melayang sia-sia karena kecelakaan gondola. Kali ini, lima pekerja instalasi menara pemancar RCTI harus tewas karenanya. Konon, tali sling tak kuat menahan beban 5 orang. Ditambah sebuah tabung, di atas gondola yang hanya berkapasitas 2 orang tersebut.Jangan sepelekan isyarat yang datang melalui mimpi. Setidaknya, itulah pelajaran yang dipetik Naniek Yunengsih (32). Dia adalah istri Syahril Gani, salah seorang korban naas jatuhnya gondola di salah satu tower stasiun teve RCTI, Kebon Jeruk, Kamis (28/8) siang lalu. Kala itu, suami yang menikahi Nanik 28 tahun lalu ini, sedang bertugas sebagai tukang las tower."Beberapa hari sebelum kejadian, suami saya bilang, 'Bu, kok, saya mimpi gigi saya renggang, ya? Kenapa, ya?'" kisah Naniek saat ditemui usai pemakaman Syahril, Jumat (29/8) pagi. Naniek yang hingga kini masih sangat syok, mengaku tak curiga akan cerita mimpi sang suami yang baru pulang dari Afrika, sebulan lalu. "Tidak ada firasat apa pun. Padahal, itulah isyarat yang ia sampaikan sebelum benar-benar meninggalkan kami," kenang Naniek murung.Sementara kakak ipar Syahril, Hartati punya cerita lain. "Seminggu lalu, saya mimpi ada pesta pernikahan di rumah Syahril. Karena memang saya sakit-sakitan dan sudah bertahun-tahun tidak ketemu Syahril dan keluarganya, akhirnya saya ajak suami menjenguk Syahril."Hartati khawatir Syahril jatuh sakit. "Ternyata Syahril kecelakaan," kata Hartarti yang mengenang Syahril sebagai sosok yang baik hati. "Dalam mimpi itu, saya sempat menyiangi sayuran di dapur rumah Syahril. Pokoknya, rumahnya waktu itu ramai sekali. Banyak orang lalu-lalang. Semua sibuk mempersiapkan pesta, namun saya tidak tahu pesta apa."Mimpi Hartati akhirnya terwujud. Rumah Syahril memang ramai orang, tapi bukan untuk merayakan pesta, melainkan melepas kepergian pria berdarah Melayu, asal Pekanbaru, Riau ini."Sungguh tidak menyangka. Baru kemarin rasanya kami main bulu tangkis bersama. Sekarang dia pergi untuk selamanya," ungkap Ma'ruf, ketua RT tempat Syahril tinggal.Di antara para tetangga, Syahril memang dikenal sebagai pria yang mudah bergaul dan sayang keluarga. "Tapi, terakhir kali berkumpul, dia memang terlihat beda. Biasanya suka cerita sama saya. Nah, malam itu dia lebih pendiam. Malah langsung pulang tanpa banyak basa-basi," lanjut Ma'ruf.Bakat TeknikYa, penyayang keluarga, demikianlah gambaran yang pas dari sosok Syahril. "Dia itu berbeda dari semua saudaranya. Walau cuma lulusan SD, tapi dia punya bakat luar biasa di bidang teknik. Dia juga sering ikut kursus. Itu sebabnya dia bisa bekerja begini, bahkan sering diajak ke luar negeri. Semua ini adalah buah dari keinginan kerasnya untuk membahagiakan keluarga," cerita Sulaiman, salah seorang kakak Syahril.Sulaiman yang meneruskan jejak keluarga sebagai pedagang sembako ini mengaku sang adik bukan orang yang banyak bicara. "Dia hanya bicara kalau memang perlu. Misalnya, seperti kemarin mau berangkat ke Afrika. Dia hanya datang ke rumah saya untuk pamit," tukas Sulaiman.Sifat pendiam Syahril juga diakui Ferdi Ramadhan (17), putra bungsu Syahril. "Bapak memang pendiam. Kalau di rumah, enggak ngomong apa-apa. Terakhir bertemu, waktu sarapan pagi sebelum Ayah berangkat kerja. Itu juga enggak ngomong apa-apa," ujar Ferdi menyesali pertemuan terakhirnya dengan sang ayah yang tanpa pesan itu.Setali tiga uang dengan putranya, Naniek pun menyesali kepergian Syahril yang amat mendadak. Bahkan, berkali-kali Nani jatuh pingsan setelah mendengar kabar duka dari pihak RCTI. "Ayah, Naniek enggak kuat," demikian isak perempuan berkulit putih ini sambil terkulai lemas. Menyadari kondisi sang ibu, Ferdi berinisiatif mengurus sendiri pemulangan jenazah Syahril dari RSCM. "Ibu terus-terusan pingsan sejak dapat kabar. Itu sebabnya enggak saya ajak ke RSCM. Biar di rumah dijaga sama kakak saya," ujar Ferdi yang masih tak mengerti tentang kecelakaan kerja yang menimpa sang ayah."Saya bingung, Bapak biasanya tidak pernah mengerjakan menara. Dia selalu bekerja di pengeboran, misalnya pengeboran lepas pantai," ujar Ferdi mempertanyakan jatuhnya Syahril bersama keempat temannya, Kasyono, Sugino, Sutrisno, dan Budiono, dari ketinggian 275 meter.Marsalina Lekan
PROMOTED CONTENT
Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.
KOMENTAR