Program selanjutnya apa, setelah Jakarta punya peta hijau?
Kami sudah mengadakan tur bersama ke lokasi-lokasi hijau mengunakan transportasi yang ramah lingkungan.
Apa menariknya mengunjungi lokasi hijau di Jakarta?
Banyak pembelajaran yang didapat. Misalnya mengunjungi tempat pembuatan kompos, di kampung hijau bisa belajar bagaimana menata kawasan menjadi hijau.
Bahkan jika berkunjung ke Taman Ayodia di Kebayoran Baru, misalnya, bukan sekadar main di taman, tapi sekaligus belajar sejarah kawasan Kebayoran tempo dulu. Jadi tidak hanya berkunjung saja, tapi ada banyak informasi di balik lokasi itu.
Apa harapan Anda setelah banyak peserta ikut tur hijau ini?
Mereka punya wawasan tentang 'hijau' dan diharapkan mulai menerapkan green life. Misalnya, membuat taman di rumah dan lingkungannya, mulai mengurangi pemakaian kendaraan pribadi, dan sebagainya.
Poster peta hijau Jakarta sudah terpasang di halte Trans Jakarta ya?
Ya. Kami berharap di hari-hari libur, warga Jakarta mau mengajak keluarganya berkunjung ke lokasi-lokasi hijau. Jadi, tak hanya ke mal-mal saja. Itu yang kami tawarkan untuk warga Jakarta.
Apakah peta hijau Jakarta ini sudah ideal untuk sebuah kota?
Masih jauh dari ideal. Ruang hijau di Jakarta saat ini masih 9,97 persen. Padahal minimal Ruang Terbuka Hijau (RTH) itu 30 persen. Tak heran, karena komposisi yang minim, hujan sebentar saja Jakarta sudah banjir. Kalau musim kemarau, polusi udara dan macet di mana-mana. Celakanya, kita sendiri tak ada upaya serius untuk menambah ruang hijau di Jakarta.
Yang dimaksud 'kita' itu, pemerintah atau warga Jakarta?
KOMENTAR