Tetapi, perlu diketahui, imunisasi ini memiliki efek samping menyebabkan panas tinggi, sekitar 38-39 derajat Celcius. Sehingga orang tua perlu ekstra hati-hati menjaga kondisi si kecil.
Kecuali itu, efek samping yang lain dari imunisasi ini lebih sering menimbulkan bengkak kecil pada bekas suntikan, berwarna merah dan rasa nyeri. "Akibatnya anak jadi rewel dan susah tidur, karena reaksi yang hebat dari vaksin tersebut. Tetapi, tentu saja jauh lebih baik diberikan imunisasi tersebut, daripada terkena pertusisnya."
Karena, hampir tujuh puluh persen anak yang tak mendapat imunisasi DPT bisa terkena pertusis. Bila anak mendapatkan vaksinasi pertusis kemungkinan terkena batuk rejan akan kecil karena sudah terlindungi. "Memang tak seratus persen terlindungi, tapi kalau, toh, terkena akan ringan."
Umumnya anak yang memiliki bakat kejang demam tidak diberi vaksinasi DPT, tapi DT saja. Tetapi, saat ini di luar negeri sudah ada vaksin pertusis tipe aselular. Vaksin ini jauh lebih ringan, hampir tak menimbulkan demam. "Jadi, bila mau memberikan vaksin DPT harus dilihat anaknya. Bila anak pernah mengalami radang otak, kejang demam, maka pemberian vaksin tersebut harus hati-hati. Karena bisa menyebabkan kejang demam kumat. Jadi dalam pemberian vaksin DPT tersebut bukan mutlak tak boleh diberikan, tapi dilihat dulu untung ruginya bagi anak," jelas Najib.
Nah, kini Ibu dan Ayah sudah lebih jelas lagi mana yang terbaik buat si buah hati. Begitu, kan?
Dedeh kurniasih/nakita
KOMENTAR