Sejak peristiwa itu, Natasha tidak mengunjungi ayahnya lagi. Enam tahun setelahnya, ia masih mencoba mencerna apa yang telah terjadi di antara mereka. Natasha menjalani terapi, dan menulis novel otofiksi mengenai pengalamannya, sebagai bagian dari terapinya.
Terapi itu membuahkan pemahaman baginya, bahwa ketertarikan seksual genetik bisa terjadi di antara keluarga yang tidak saling mengenal ketika tumbuh besar. Hal itu nyata, tetapi sama sekali tak dapat dibenarkan. Melalui terapi, Natasha menyadari bahwa kejadian ini bukanlah kesalahannya, dan mengalami kebencian pada diri sendiri mengenai apa yang terjadi.
Dini Felicitas/The Daily Mail
KOMENTAR