Oleh sebab itu, tandas Dhira, orang tua harus siap dengan segala risiko. Ini bisa dikurangi jika sebelumnya mental anak sudah benar-benar disiapkan. Di sisi lain, tak cuma anak yang perlu disiapkan, tapi juga orang tua, dan figur penggantinya. Berikut sejumlah langkah yang disarankan Dhira.
* Jangan lakukan persiapan secara mendadak. Minimal 1-3 bulan sebelumnya, anak sudah dikondisikan. Lebih lama, lebih baik lagi.
* Jelaskan tentang figur pengganti yang akan mendampingi anak selama orang tua tak ada. Lakukan pendekatan dengan figur pengganti jauh-jauh hari hingga anak sudah bisa menciptakan kedekatan.
* Bangun kerja sama yang baik dengan tokoh pengganti. Orang yang diberi kepercayaan itu pun harus bisa menjadi jembatan yang menjaga hubungan baik anak dengan orang tua. Bukan malah justru menjauhkan dan menguasai anak sepenuhnya. Setidaknya, anak dibolehkan menghubungi orang tuanya dengan alat komunikasi yang memungkinkan. Juga tetap mengingatkan tentang orang tuanya sambil memperlihatkan foto-foto, selain berusaha menenangkan perasaan si anak. Pendek kata, figur pengganti ini harus bersikap kooperatif.
* Lakukan secara perlahan dan bertahap sambil tetap memberinya penjelasan semisal, "Ibu dan Ayah nanti harus pergi. Bukan karena kami tidak sayang sama kamu, tapi Ibu dan Ayah harus sekolah lagi. Nah, untuk sementara, kamu tinggal sama Eyang. Jangan takut, Ibu dan ayah akan selalu menelepon kamu." Dengan begitu anak tidak akan kaget.
* Akan lebih baik jika figur pengganti tinggal di rumah kita, sehingga anak tak perlu pindah ke lingkungan baru.
* Persiapan sama perlu dilakukan kendati hanya satu orang tua yang pergi. Misalnya, "Papa nanti akan pergi jauh dan lama. Tapi enggak usah sedih, kan, ada Mama. Nanti kita bisa telepon Papa." Dengan demikian anak akan merasa lebih tenang.
Di masa berpisah, orang tua tidak boleh lupa menjaga kedekatan dengan anak. Oleh karena itu orang tua harus tetap intens memberi perhatian dan selalu berkomunikasi dengan anak. Banyak cara yang bisa dilakukan. "Misalnya, menelepon secara rutin, kirimi foto lewat internet, atau mengirim oleh-oleh secara berkala." Jika dana mencukupi, bisa saja orang tua yang pulang-pergi mengunjungi anaknya di waktu-waktu tertentu. Atau sebaliknya, anak diajak berkunjung ke tempat tugas/belajar orang tuanya. Hal-hal seperti ini akan menggembirakan anak. Ia pun merasa tetap diperhatikan dan disayang orang tuanya.
Dedeh
Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.
Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.
KOMENTAR