Tiga Tahap
SRS dilakukan dalam beberapa tahap yang diselesaikan hanya dalam waktu satu hari. Tahap pertama adalah fiksasi/immobilisasi, yaitu pemasangan Leksell-G-Frame, sebuah frame titanium yang dilekatkan ke kepala dengan menggunakan pin khusus. "Fungsinya supaya kita bisa melakukan lokalisasi target secara tepat pada saat dilakukan CT scan dan penyinaran. Karena terfiksasi dengan frame, maka kepala tidak bergerak lagi. Pasien juga tetap sadar karena hanya diberikan bius lokal," jelas dr. Nanda.
Tahap kedua adalah lokalisasi tumor dengan CT-scan atau MRI. Gambar hasil CT-scan atau MRI ini kemudian dikirim ke treatment planning secara online. Pada tahap ini dilakukan penandaan target tumor dan organ at risk, perhitungan dosis, arah dan banyaknya sinar yang akan diberikan. Pada masa ini, pasien bisa beristirahat dan melakukan aktivitas seperti makan, minum, atau menonton teve.
Tahap terakhir adalah tahap penyinaran. Pasien akan masuk ke ruang penyinaran dengan pesawat yang berteknologi image-guided radiotherapy. Pada fase ini, dilakukan CT-scan kembali sebagai verifikasi melalui pesawat yang terintegrasi dengan CT-scan. "Kita cocokkan gambar CT scan dari CT scanner dengan CT scan di pesawat radiasi. Akurasinya hingga mencapai 0,05 cm atau sekitar setengah milimeter," jelas Prof Tati.
Target kemudian ditandai, termasuk organ at risk yaitu organ normal di sekitar tumor yang mempunyai dosis maksimal terhadap radiasi. Jika dosis maksimal ini terlewati, bisa terjadi efek yang tidak diharapkan. Setelah itu, dilakukan penyinaran pada target yang diinginkan dengan tanpa mengganggu organ at risk/jaringan normal di sekitarnya. "Mungkin saja organ at risk ini mendapat paparan radiasi, tapi dalam dosis yang tidak membahayakan," lanjutnya.
Hasto Prianggoro / bersambung
KOMENTAR