Praktis, dalam perjalanan perkawinan akan timbul masalah karena si istri/suami merasa, pasangannya tak sesuai dengan harapannya.
"Jika cuma cocok karena fisik, sesuai dengan berjalannya waktu, ketertarikan fisik ini akan menurun. Cintanya pun juga cinta secara fisik, bersifat memiliki. Akhirnya ia kecewa dan tak bahagia. Di sinilah ia amat rentan terhadap godaan," terang Bang Noel.
Lain halnya jika suami-istri sejak awal sudah siap untuk menjalani kehidupan bersama-sama dengan liku-likunya yang tak semata-mata fisik.
"Mereka bisa sharing pikiran, saling topang kalau ada persoalan, dan sebagainya.
Sementara dari sisi si penggoda atau PIL/WIL (kami kurang suka menggunakan istilah "pelakor"), bisa jadi dia sebenarnya punya masalah yang sama.
"Mungkin ia datang dari keluarga yang tak bahagia. Hanya saja, dia menjadi orang yang lebih aktif, mencoba mengejar apa yang dibutuhkannya. Mulanya, mungkin ia akan berkilah, 'Ah, kami cuma mau sharing, kok.' Tapi lama-lama, bukan tak mungkin menjurus ke perselingkuhan," jelas Bang Noel.
WASPADAI TAPI ARIF
Bersikap arif, itulah yang disarankan Bang Noel.
Kalau di rumah istri sering menerima telepon dari wanita yang mencari suaminya, "Jangan langsung berpikir si wanita bermaksud menggoda. Belum tentu ia tertarik pada suami tapi cuma perlu figur ayah, misalnya, dan sosok itu ada pada diri si suami. Jadi ia hanya ingin mendekati pada sesuatu yang ia tak punya."
Namun bukan berarti istri tak perlu waspada.
Yang penting, kata Bang Noel, perhatikan kepribadian suami.
Apakah ada kemungkinan bisa tergoda?
Source | : | nakita.id |
Penulis | : | Nakita Editorial |
Editor | : | nova.id |
KOMENTAR