Untuk itu, anjurnya, istri harus arif, "Kalau melihat suami cemburu sementara ia merasa tak ada apa-apa, ya, undang saja si PIL ke rumah. Selain suaminya jadi kenal, si suami juga jadi tahu apakah ia pantas untuk curiga atau tidak dengan si PIL."
Di samping itu, si istri sekaligus membentengi dirinya terhadap "serangan" si PIL.
JANGAN LIBATKAN ANAK
Ini penting!
Tak jarang terjadi, suami-istri malah melibatkan anak.
"Salah besar!" seru Bang Noel.
Jangan pernah libatkan anak karena jika satu saat suami-istri meledak, si anak ikut jadi sasaran, "Kamu, sih, mengadu pada ibumu/ayahmu!"
Tentu saja hal semacam ini tak baik untuk anak. Ia bisa merasa traumatik dengan perkawinan.
Lagipula, dengan melibatkan anak hanya menunjukkan bahwa si orang tua belum dewasa.
"Ia butuh orang lain untuk back up, berharap si anak akan berpihak kepadanya. Ini berarti ia sudah membuka front dengan pasangannya."
Lain halnya jika si anak yang bertanya, "Kenapa, sih, Ma, kok, wanita itu cari Papa terus?"
Jawablah dengan netral, misalnya, "Mama juga enggak tahu. Barangkali Papamu bisa menjelaskan."
Source | : | nakita.id |
Penulis | : | Nakita Editorial |
Editor | : | nova.id |
KOMENTAR