Namun begitu, Ifran mengingatkan, kita harus hati-hati memilih baby walker, terutama faktor keamanannya. "Pilih yang stabil agar tak mudah terbalik." Jadi, perhatikan desain dan kekuatannya, ya, Bu-Pak. Disamping, perlu diperhatikan rodanya hanya bisa digunakan di tempat rata, bukan yang landai.
Itulah mengapa, tandas Ifran, penggunaan baby walker harus disertai pengawasan ketat dari orang tua. "Bayi, kan, belum bisa mengerem atau berbuat lainnya. Jika baby walker-nya berjalan di tempat curam, tentu membahayakan bayi." Lain hal jika baby walker digunakan di tempat aman seperti ruangan tertutup dengan lantai rata dan tak ada barang yang membahayakan bayi, "si kecil bisa dilepas sebentar di sana, namun jangan terlalu lama meninggalkannya."
KAIN PANJANG
Toh, bila Ibu-Bapak riskan menggunakan baby walker, masih ada alat bantu lain, kok. Diantaranya, kain panjang. Caranya, ikat kain tersebut melingkar di bagian dada atau ketiak si kecil, lalu pegang sisa kain yang ada di belakang bayi. Dengan begitu, tubuhnya yang belum seimbang tetap terkendali ketika berjalan. Keuntungan lain, kita tak akan mengalami sakit punggung karena harus membungkuk terus seperti saat mentetahnya.
Tapi cara ini jangan dilakukan ketika si kecil baru pertama kali belajar berjalan, lo, karena keseimbangannya, kan belum baik dan ia pun masih takut. Bila ia sudah tampak percaya diri, barulah kita coba cara ini. Menurut Ifran, cara-cara tradisional begini malah lebih praktis dan tentu saja lebih murah dibanding harga baby walker.
Alat bantu lain yang juga murah dan bisa dibuat sendiri ialah parallel bar. Alat yang biasanya digunakan di pusat-pusat rehabilitasi ini bisa "dicontek" sebagai alat latihan berjalan bagi si kecil. Fungsi parallel bar untuk tempat berpegangan ketika belajar berjalan. Alat ini bisa dibuat dari macam-macam bahan asal kuat dan aman bagi si kecil untuk berpegangan. Yang paling umum menggunakan metal, tapi bila tak tersedia, plastik atau bambu pun bisa digunakan. Ukurannya setinggi tangan si kecil bila berdiri hingga ia bisa berjalan berpegangan pada parallel bar.
ADA INTERAKSI
Sebenarnya, tutur Ifran, dalam membantu si kecil belajar berjalan, yang terbaik melibatkan manusia seperti ibu, bapak, atau anggota keluarga lain maupun pengasuh. Soalnya, ada komunikasi antara si kecil dengan lingkungannya. "Jika bayi berjalan dengan manusia, ia bisa berinteraksi dengan orang tersebut. Tapi jika baby walker, misal, ia belajar dengan alat hingga tak bisa berinteraksi dengan siapa-siapa."
Memang, aku Ifran, si kecil bisa tetap berinteraksi dengan lingkungan walau menggunakan baby walker, yakni bila ia didampingi sambil diajak bicara. "Tapi kalau si bayi hanya diawasi dari jauh tanpa diajak berkomunikasi, berarti dia, kan, tak berinteraksi," terangnya.
Itulah mengapa, saran Ifran, bila si kecil tinggal dalam keluarga besar, caranya belajar berjalan yang terbaik dengan ditetah karena melibatkan anggota keluarga lain.
TANPA SEPATU
Akan halnya sepatu, Ifran berpendapat, masih belum perlu. "Lebih baik bayi belajar berjalan dengan bertelanjang kaki hingga bisa melatih jari-jari kakinya agar lebih berkoordinasi."
KOMENTAR