Imunisasi ini dapat diberikan dalam 2 jenis: imunisasi oral berupa kapsul yang diberikan selang sehari selama 3 kali. Biasanya untuk anak yang sudah dapat menelan kapsul. Sedangkan bentuk suntikan diberikan satu kali. Pada imunisasi ini tidak terdapat efek samping.
*Hepatitis B
Penyakit ini memang cukup berbahaya. Bisa mengakibatkan kerusakan hati bahkan berkembang menjadi kanker. Karena itu imunisasi hepatitis B termasuk yang wajib diberikan.
Jadwal pemberian imunisasi ini sangat fleksibel, tergantung kesepakatan dokter dan orangtua. Bayi yang baru lahir pun bisa memperolehnya. Imunisasi ini pun biasanya diulang sesuai petunjuk dokter.
*Hepatitis A
Penyakit ini sebenarnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi bila terkena penyakit ini penyembuhannya memerlukan waktu yang lama, yaitu sekitar 1 sampai 2 bulan. Jadwal pemberian yang dianjurkan tak berbeda dengan imunisasi hepatitis B.
*HiB
Sampai saat ini, imunisasi HiB belum tergolong imunisasi wajib, mengingat harganya yang cukup mahal. Tetapi dari segi manfaat, imunisasi ini cukup penting. Hemophilus influenzae merupakan penyebab terjadinya radang selaput otak (meningitis), terutama pada bayi dan anak usia muda. Penyakit ini sangat berbahaya karena seringkali meninggalkan gejala sisa yang cukup serius. Misalnya kelumpuhan. Ada 2 jenis vaksin yang beredar di Indonesia, yaitu Act Hib dan Pedvax.
*MMR
Imunisasi ditujukan untuk mencegah penyakit gondong, campak, serta campak Jerman. Komplikasi gondong dapat menyebabkan kemandulan pada anak laki-laki, sedang komplikasi rubela (campak Jerman dapat menyebabkan cacat pada janin dari ibu hamil yang tertular atau pernah tertular penyakit ini).
PERAN ORANGTUA
Dalam hal ini orangtua sangat berperan penting. Orangtua wajib mengupayakan dan melengkapi imunisasi bagi putra-putrinya. Jika anak menderita penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi, tentu saja itu merupakan kelalaian orangtua. Kendati demikian, faktor lain yang tak kalah penting adalah kemungkinan unsur vaksin yang tidak memenuhi syarat. Misalnya, vaksin sudah rusak ketika masuk ke dalam tubuh bayi.
Mencegah selalu lebih baik dari mengobati. Karena itu imunisasi adalah langkah pencegahan orangtua agar putra-putrinya tidak terjangkit penyakit tertentu. Memang keberhasilan imunisasi tidak menjamin 100 persen. Karena itu anak harus tetap dijauhkan dari kontak dengan anak atau orang lain yang memiliki penyakit menular.
Sebaiknya imunisasi diberikan selengkap mungkin. Berkonsultasilah dengan dokter mengenai jadwal pemberian imunisasi. "Jadwal ini semata-mata dimaksudkan agar memudahkan pemberian. Memudahkan bagi orangtua, si anak, juga bagi dokter," kata dr. Waldi.
Dengan demikian, sebagai orangtua kita sudah mengupayakan pemenuhan kebutuhan dasar anak agar pertumbuhan dan perkembangannya bisa berjalan ideal.
Riesnawiati Soelaeman/nakita
KOMENTAR