Para anggota milis ini pun merasa sangat terbantu. Rara dan Chandra, misalnya. Dua wanita yang merupakan anggota awal milis ini mengaku menemukan keluarga baru lewat milis tersebut.
"Yang penting adalah, kami menunjukkan pada orang-orang yang baru mengalami perceraian bahwa mereka tidak sendiri. Banyak yang mengalami emosi serupa setelah berpisah, mari saling mendukung," tukas Chandra.
Apalagi, pembahasan dalam milis juga tak melulu menyoal perceraian semata. Banyak juga yang membuka percakapan tentang tumbuh kembang anak, secara fisik maupun psikologis. Maklum, anak dari single-parent masih sering menerima perlakuan buruk atau olok-olok dari teman-teman sebaya.
"Seperti pembahasan-pembahasan di milis keluarga biasa. Bedanya, keluarga di sini hanya ada satu orangtua, bukannya sepasang," imbuh Rara.
Karena itu juga lah, pembahasan lain yang paling sering muncul di milis adalah tentang cara-cara menambah pemasukan. Chandra yang kini bertugas sebagai moderator kerap dimintai saran soal keuangan dan pajak.
Begitulah, berkat milis ini, para orangtua tunggal tak lagi merasa sendiri. Walau begitu, Cahyo menolak jika komunitas yang dibentuknya ini disebut sebagai wadah pro-perceraian. Tujuan utama milis ini, menurutnya, adalah untuk saling menguatkan anggota saat mereka mengalami trauma akibat perceraian.
"Kami tidak mendukung perpisahan, karena bagaimanapun juga, jika perceraian terjadi anak yang jadi korban," tuturnya.
Ajeng
KOMENTAR