Punya penampilan aduhai dan berkulit mulus, tentu idaman setiap perempuan. Ingin tahu caranya menjaga agar kulit tetap halus dan mulus?
Urusan kulit memang sering membuat perempuan pusing tujuh keliling. Bagaimana tidak, sejumlah busana trendy mulai dari tube dress, tanktop, celana pendek, rok mini, sampai bikini, menuntut para perempuan untuk memiliki kulit halus dan mulus bak pualam. Namun sayang, banyak dari mereka harus gigit jari karena tak bisa menggunakannya, gara-gara kulitnya tak mulus.
Selain menghalangi seseorang untuk bisa mengikuti gaya busana yang sedang in, urusan penampilan kulit ini juga bisa menghambat kemampuan sosialnya. Siapa sih, yang mau diajak ke gym atau berenang, tapi selulitnya di mana-mana? Atau, mau pakai celana pendek yang sedang in, tapi stretchmark di paha dan betisnya kentara sekali. Hal ini tentu bisa membuat penampilan jadi tak prima dan tak pede.
Menyinggung masalah kulit yang kerap dikeluhkan para perempuan ini, dr. Hardy Suwita, Sp.KK, spesialis kulit dari RS Satya Nagara, Jakarta, sangat tertarik untuk menjelaskan penyebab dan bagaimana mengatasi masalah-masalah yang kerap dialami para perempuan tadi.
STRETCH MARK
Salah satu masalah kulit yang bisa sangat mengganggu penampilan para perempuan adalah munculnya gurat-gurat putih pada permukaan kulit. Dan, masalah kulit seperti ini sangat sering terjadi, terutama pada perempuan yang sedang hamil.
Sehingga, masalah kulit yang kerap disebut stretch mark ini, kemudian sering dianggap sebagai gurat kehamilan. Padahal, sebenarnya strecth mark adalah masalah semua perempuan. Baik yang sedang hamil, maupun yang belum pernah hamil.
Munculnya stertch mark, ditengarai dipicu oleh terjadinya peregangan permukaan kulit akibat bertambahnya berat badan yang radikal dalam waktu singkat. Menurut Hardy, hal ini banyak terjadi pada perempuan dengan obesitas, juga yang tengah hamil."Jika kenaikan berat badannya drastis, biasanya stretch mark akan muncul di area-area kulit yang mudah teregang," ungkap Hardy.
Oleh karena itu, area-area seperti betis, perut, paha, bokong, dan lengan atas, dimana biasa terjadi pemekaran ketika berat badan bertambah, menjadi sangat akrab dihinggapi stretch mark.
Proses terbentuknya gurat putih ini sebetulnya diawali dengan adanya timbunan lemak di bawah kulit. Seperti diketahui, sebagian besar tubuh perempuan dibentuk oleh lemak yang terkonsentrasi pada bagian-bagian tertentu. Nah, ketika berat badan bertambah drastis, lapisan dermis yang berada di atas lapisan lemak jadi teregang secara radikal.
Akibat terlalu dipaksakan melar, lapisan kulit yang mengandung banyak pembuluh darah dan sel kulit muda ini lalu menjadi pecah. Sehingga, akan memunculkan gurat-gurat berwarna keunguan yang diiringi rasa gatal. Warna ungu ini muncul sebagai akibat dari adanya aktivitas pigmen kulit melalui melanosit yang menyebabkan robekan pada bagian dermis kulit.
Lama kelamaan ia akan berubah warna menjadi putih, sebagai pertanda telah terbentuknya jaringan baru, yang memiliki warna berbeda dengan warna kulit aslinya.
Selain masalah pertambahan berat badan, kurangnya elastisitas kulit juga memengaruhi kemungkinan terjadinya stretch mark.
Sehingga, pada kondisi perempuan yang kurang asupan nutrisi penunjang kolagen kulit dan dehidrasi, bisa semakin memperbesar kemungkinan dirinya mengalami stretch mark.
Sayangnya, masih menurut Hardy, stretch mark sulit untuk dihilangkan jika sudah terbentuk. Jadi, jika Anda merasa khawatir mendapati stretch mark di kulit, sebaiknya menjaga berat badan dan nutrisi kulit, yang perlu diperhatikan sejak awal. Atau, untuk sedikit menyamarkannya, bisa dengan mengoleskan krim atau salep yang mengandung turunan asam vitamin A secara rutin, yang bisa menjaga elastisitas jaringan kulit pada dermis.
SELULIT
Gangguan kulit lainnya yang juga kerap menimbulkan keluhan pada perempuan adalah selulit. Untuk gangguan kulit yang satu ini memang bisa dialami semua peempuan. Tak hanya yang memiliki masalah dengan berat badan, yang kurus pun bisa dihinggapi selulit.
Selulit, atau yang kerap disebut kulit jeruk ini, sebetulnya merupakan hasil dari penumpukan lemak di lapisan bawah kulit. Dimana, pada lapisan ini memiliki jaringan-jaringan ikat yang menyekat. Nah, ketika lemak bawah kulit ini bertambah, ia akan mengisi ruang-ruang di antara jaringan ikat secara tak merata. Sehingga, ketika lemak bertambah banyak, permukaan kulit jadi tak mulus atau cenderung bergelombang.
"Ibarat kasur kapuk yang punya bagian-bagian yang dijahit, jika padat ia akan semakin bergelombang," turur Hardy menjelaskan. Kalaupun tak langsung terlihat bergelombang, ketika dicubit atau dalam posisi tertentu, misalnya menungging, akan terlihat gelombang selulitnya.
Awal terbentuknya selulit, ujar Hardy, hingga kini masih menjadi perdebatan di kalangan medis. Dan menurut Hardy, selulit sebenarnya merupakan proses alami tubuh yang membentuk cadangan lemak di bawah kulit.
Hanya saja, karena beberapa faktor penunjang seperti pertambahan berat badan drastis, sirkulasi darah kurang lancar, dan hormonal, akan menyebabkan tubuh menimbun lemak di bawah kulit lebih banyak dari kondisi normal. Tapi, sifatnya hanya mempercepat selulit terbentuk, bukan sebagai penyebab utama.
Untuk mengatasi selulit, lanjut Hardy, memang tak bisa ditempuh dengan cara instan. Walaupun di luaran banyak terdapat krim atau alat massage yang menjanjikan, dan dipercaya bisa mengatasi selulit, tapi itu tak bisa menjamin selulit akan hilang.
"Satu-satunya cara, ya dengan mengurangi lingkar tubuh. Jika lingkar tubuh mengecil, otomatis selulit juga akan semakin tersamar," terang Hardy memberi gambaran.
Dan cara lain, yang menurut Hardy bisa ditempuh, adalah melali cara mesoterapi atau liposuction (sedot lemak), dikombinasi dengan radio frekkuensi.
HIPERPIGMENTASI
Pernahkah Anda mengalami kulit kehitaman di area tertentu, seperti pada ketiak, selangkangan, payudara, atau leher? Area kehitaman yang muncul ini, konon terjadi akibat adanya aktivitas pigmen oleh sel melanosit yang ada pada perbatasan epidermis kulit. Nah, hitam-hitamnya kulit ini umumnya disebut dengan istilah hiperpigmentasi.
Hiperpigmentasi biasanya dikaitkan dengan perubahan kondisi tubuh, seperti akibat pemakaian obat hormonal (pil KB), alergi bahan kosmetik tertentu, terjadi gesekan, perubahan hormonal dalam tubuh, dan sebagainya.
Akibat adanya faktor pemicu ini, akan muncul peningkatan produksi pigmen pada melanosit. Tetapi, munculnya hanya pada area tertentu saja. Penampilannya seperti flek, namun dengan area kehitaman yang agak luas.
Pada kondisi hamil, ketidakstabilan produksi hormon esterogen dan progesteron bisa semakin memacu produksi pigmen di area-area tertentu tadi. Sehingga, perempuan yang sedang hamil dianggap lebih berpotensi mengalami hiperpigmentasi daripada yang sedang tidak hamil. Sedangkan luasnya area kehitaman ini dipengaruhi faktor genetik atau bersifat bawaan.
Untuk mengatasi hiperpigmentasi memang bisa menggunakan krim pemutih, untuk menekan produksi pigmen dan aktivitas sel melanosit. Namun, bagi perempuan yang sedang hamil, penggunaan obat-obatan tentu harus dengan sepengetahuan dan seijin dokter kandungan.
Selain penggunaan krim pemutih, hiperpigmentasi juga bisa diatasi dengan laser dan chemical peeling. Sehingga, sel kulit yang terlanjur kaya akan pigmen tadi digantikan oleh sel kulit baru yang tak terlalu banyak pigmen.
Antisipasi Penyebab
Oleh karena beberapa masalah kulit seperti stretch mark atau selulit tak bisa disembuhkan, ada baiknya Anda memikirkan cara mengantisipasinya sebelum masalah ini terjadi. Yang bisa dilakukan antara lain:
1. PELEMBAP. Gunakan pelembap tubuh alami, seperti minyak zaitun setelah mandi, terutama saat hamil.
2. AIR. Perbanyak minum air putih untuk menjaga kelembapan kulit.
3. KOSMETIK. Hindari pemakaian kosmetik dan obat-obatan yang diduga bisa menyebabkan alergi, seperti deodorant roll on yang mengandung alkohol atau pil KB.
4. OBESITAS. Menghindari kegemukan (obesitas), ditengarai dapat mencegah terjadinya selulit maupun stretch mark.
5. MENGGARUK. Hindari menggaruk-garuk bagian tubuh tertentu yang dihinggapi stretch mark, karena bisa semakin memperparah robekan di lapisan dermis kulit.
6. NUTRISI. Perhatikan selalu asupan makanan, terutama dari sisi kandungan nutrisi dan kalorinya.
Pengaruh Gaya Hidup
Setuju atau tidak, faktor gaya hidup bisa memicu atau memperparah terjadinya masalah penampilan kulit, seperti stretch mark, hiperpigmentasi, maupun selulit. Jadi, mulailah menjalani gaya hidup sehat dari sekarang, dan hindari:
1. Merokok.
2. Mengonsumsi makanan berlemak jenuh tinggi, seperti gorengan dan fast food.
3. Kurang olahraga.
4. Kurang suka mengonsumsi buah dan sayuran.
5. Terlalu sering menggunakan pakaian ketat.
6. Kurang mengonsumsi air putih.
Laili Damayanti
KOMENTAR