TabloidNova.com - Kuasa hukum AK, Andi M. Asrun, berpendapat, pihak Jakarta International School telah lalai sehingga muncul tindak kekerasan seksual terhadap AK (5).
"Mengapa ketika ada perubahan sikap terhadap AK pihak sekolah tidak ada yang memperhatikan?" tanya Andi, saat dihubungi melalui telepon pada Selasa (15/4) malam usai menemani AK mengidentifikasi tersangka dan terduga pelaku kekerasan seksual.
Sekolah internasional yang berlokasi di jalan Terogong, Jakarta Selatan, itu dikabarkan memasang 400 kamera CCTV di area sekolah. Sayangnya, tidak ada CCTV yang mengarah ke lorong toilet atau di depan toilet. Sehingga, CCTV tidak mampu menunjukkan rekaman kejadian yang menimpa AK, ataupun dugaan adanya murid lain yang menjadi korban kekerasan seksual dari para petugas kebersihan.
Mengenai kemungkinan adanya korban lain ini, Selasa (15/4) lalu Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengaku belum menerima laporan. Karena tidak menutup kemungkinan adanya hal tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah. "Tetapi hingga saat ini belum ada satupun orang tua yang melapor," ujar Rikwanto.
Meskipun begitu, dari berbagai obrolan di media sosial, dugaan mengenai adanya korban lain itu memang benar adanya. Seorang mantan siswi JIS bahkan mengungkapkan hal mencengangkan di akun Path-nya. Siswi berinisial N itu menulis bahwa ia mengetahui berbagai tindak tak senonoh di sekolahnya.
"JIS. How ironic, Those western teachers have been sexually abusing the jis students for years and years and no one gets caught and no one dares to speak. Some sick cleaner finally reveals just how unsafe schools are but what parents don't know is just how sick those teachers can get. Trust me. I spent nearly all my Indonesian life in JIS", begitu tulis N.
Posting dari N dibenarkan oleh rekannya yang berinisial K, dan mengatakan, "My friend who went to JIS said the same thing earlier.." Yang artinya, dugaan adanya kasus kekerasan seksual di JIS ternyata sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
Mengapa hal itu tidak pernah terungkap sebelumnya? Betulkah JIS menutup-nutupi kasus kekerasan seksual yang terjadi di lembaga pendidikan tersebut?
Edwin Yusman
KOMENTAR