"Saya enggak mengerti kenapa (difitnah), saya tidak punya masalah pribadi. Saya sebagai pendeta tak punya masalah," ujarnya kepadatabloidnova.comsaat ditemui di kediamannya.
Dikatakan Chemy, panti asuhan The Samuel's Home yang didirikannya sejak 14 tahun lalu sebenarnya merupakan wujud Kasih Tuhan yang menyentuh hatinya.
"14 tahun lalu saya saya mulai menampung dan menolong bayi yang lahir di luar nikah, dibuang oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," ungkapnya..
Tadinya panti asuhan Samuel berlokasi di Summarecon Gading Serpong (SGS) sektor 1A, blok AG 15 no. 17, depan sekolah BPK Penabur. Lantas Chemy yang tadinya mengontrak rumah di sektor 1A untuk jadi panti asuhan, bermaksud memindahkannya ke sektor 6 Cluster Michelia.
Soal ada pemeriksaan polisi dan evakuasi dari pihak Komnas PA, Chemmy mengaku tak pernah menghalangi. "Saya sih tidak menghalangi, lanti lihat sendiri kondisi di dalam," ujarnya menepis jika ada penelantaran atau hunian tak layak di panti asuhannya.
Selain itu, Chemy menepis keras jika dirinya dianggap memberi minum anak-anak asuhnya dengan air kran. "Boleh cek, di toko langganan saya. Saya sering beli Aqua setiap hari ke sana," tandasnya.
Tak sekadar mengurus anak asuh, Chemy juga sesekali membantu mengurus ibu yang akan melahirkan anak asuhnya. "Pernah, saya bayar Rp 5 juta untuk biaya melahirkan. Kalau soal nafas kan urusan Tuhan," sanggahnya menolak dituding menelantarkan atau menganiaya bayi hingga meninggal dunia.
"Saya ini melayani anak-anak dengan seluruh hidup saya," tandasnya.
Saat ditanya, dari mana mendapat uang membiayai seluruh kebutuhan panti. Chemy menjawab,
"Saya juga ada pekerjaan (selain pendeta) juga Pimred Majalah Kristiani. Saya juga ada penghasilan dan sering dapat iklan. Itu semua Tuhan yang kasih kita untuk menolong. Sebagian untuk menolong anak-anak. Itu juga ada catatan di Rumah Sakit berapa kali kita bawa anak Panti Samuel ke sana," ujarnya.
Laili
KOMENTAR