Widi adalah anakYatim. Tiga tahun lalu, ibunya meninggal akibat sakit paru-paru yang dideritanya. AA Supriyadi alias Alen, ayahnya yang kerja di bangunan tentu tidak bisa merawat bocah yang kala itu masih berusia 2 tahun. Alen pun menyerahkan pengasuhan Widi ke kakaknya, Dini.
Bocah yatim ini akhirnya mendapat "penganti" ibunya yang tak lain adalah bibinya sendiri. "Sekitar dua tahun Widi diasuh oleh Dini. Selama ini sudah dianggap sebagai anak sendiri," sela Jayadi, kakek Widi. Namun setelah Alen menikah siri dengan Susi dan tinggal di kontrakan di Kampung Jatijajar, Tapos, Depok, Jawa Barat, ia memaksa Dini menyerahkan Widi. "Dia mau diajak tinggal bersama."
Ya, sebagai bibi, tentu ia tak bisa berbuat apa-apa ketika Alen minta anaknya. Namun ketika tahu Widi jadi korban kekejaman ibu tirinya, keluarga besar Jayadi, terutama Dini marah besar terhadap Susi yang saat menikah siri dengan Alen statusnya janda beranak dua. Namun dua anaknya dititipkan ke ibunya yang tinggal di Bekasi..
Sejak awal, pernikahan Alen dengan Susi memang tak mendapat lampu hijau dari keluarga Jayadi. Walaupun sebenarnya Susi sebelumnya sempat dikenal keluarga ini lantaran pernah dekat dengan teman Jayadi.
Kini tak ada lagi alasan Muhaenih untuk dekat dengan Susi. Sang cucu yang sangat disayangi sudah tenang di alam sana setelah mendapat siksaan yang sangat menyakitkan oleh ibu tirinya. Bocah malang ini tewas setelah kepalanya dibenturkan tembok berkali-kali. "Sekarang saya hanya bisa mendoakan agar Widi tenang di alam sana. Soal hukuman buat Susi, sekarang dia sedang memetik hasil perbuatannya," ucap Muhaenih usai diperiksa petugas Polres Depok.
Di tempat itu pula, Susi kini harus menjalani kehidupannya di balik deruji. Muhaenih maupun suaminya, Jayadi memilih tak menemui menantunya ini. Ia berdalih, saat akan digelandang polisi, Susi berpesan agar keluarga tak menjenguknya.
Swita
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR