Hingga Selasa (7/5), masyarakat yang penasaran, berbondong-bondong mendatangi pabrik yang bersebelahan dengan rumah Yuki. Ratusan warga memadati rumah di tengah perkampungan itu. Di antara mereka adalah buruh pabrik di kawasan Tangerang. Sebelumnya, kaum buruh demo di pabrik dan bahkan merusak bangunan pabrik. Bahkan, di tembok rumah yang sudah bergaris polisi itu dipasangai striker, "Perusahaan Disegel Oleh Buruh."
Beberapa warga yang marah tampak memukuli berbagai peralatan di pabrik. Beberapa orang sempat nyeletuk, "Sudah bakar saja." Namun, aparat keamanan yang berjaga-jaga terus siaga. Mereka berhasil menenangkan massa sebelum masyarakat beringas. Sampai sore, masyarakat masih memadati TKP. Mereka datang silih berganti.
Linda, salah seorang warga mengatakan, rumahnya hanya berjarak sepelemparan batu dari pabrik milik Juki. Meski begitu, selama ini ia tak begitu paham apa yang selama ini telah terjadi. Hanya saja, "Saya pernah melihat beberapa karyawan keluar untuk beli makanan. Tubuh mereka begitu dekil. Namun, mereka tak lama berada di luar pabrik karena ada petugas yang jaga," ujar Linda.
Beberapa bulan silam, ujar Linda, ada seorang karyawan yang berhasil kabur. Karyawan itu tampak takut dan mengendap-endap di perumahan tempat Linda tinggal. "Awalnya, beberapa masyarakat sempat curiga. Setelah tahu ia buruh pabrik, ada yang menolong dengan memberinya baju dan makan. Soalnya, pakaiannya sangat kumal. Sayang, waktu itu tidak lapor polisi. Kabarnya, karyawan itu berhasil pulang ke kampung halamannya," lanjut Linda.
Linda menambahkan, ia mendengar istri Yuki sempat mengadukan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sehubungan dengan nasib anak-anaknya. "Tapi, saya heran, kenapa istri Juki diam saja melihat keadaan para karyawan. Rasanya enggak mungkin ia tak tahu nasib para karyawannya," lanjutnya.
Warga lain bernama Makmur mengaku heran dengan kejadian ini. "Saya tak membayangkan, di zaman sekarang ini masih ada kasus perbudakan. Saya sendiri, meski tinggal tak jauh dari lokasi, tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Awalnya saya tahu dari tv. Karena penasaran, saya beberapa hari ini terus di sini. Ingin tahu perkembangkan lebih lanjut," kata Makmur.
Linda dan Makmur pun ingin terus mengikuti perkembangan yang terjadi. "Kalau benar Yuki telah berbuat kejam pada buruh-buruhnya, sudah sepantasnya ia dihukum berat," kata Makmur.
Henry
KOMENTAR