Aroma jagung manis yang menguar dari dandang itu sangat menggugah selera. Terlebih dinikmati pada musim penghujan seperti ini. Rasa jagung yang dominan sangat terasa, tingkat kemanisan yang sangat pas dan sedikit sentuhan santan dan susu. Dua bahan terakhir inilah yang ternyata menjadi penyebab nikmatnya rasa dan aroma bubur.
Diakui Teuku Chaidil, pemilik Aceh Jezz Bubur, penggunaan santan dan susu membuat buburnya jadi gurih, namun tidak terasa berat. "Saya pertama kali menjualnya tahun 2008 lalu di Setui, Banda Aceh," ujarnya. Agar semakin kental, Chaidil memasukan sagu ke dalam adonan bubur jagungnya. Herannya, walau sudah menjadi bubur, pipilan jagung manis yang digunakannya masih terasa renyah saat digigit.
Satu yang juga tak kalah nikmat adalah bubur jali yang dibuat dari biji jali plus oatmeal atau havermut. Gabungan keduanya sangat pas, tak heran beragam bubur di sini selalu terjual habis dalam hitungan jam. Terutama ketika bulan Ramadhan. Semua jenis bubur dijual Chaidil seharga Rp 15 ribu per mangkuk. Harga yang sangat sesuai dengan rasa dan pelayanan yang diberikan.
Lewat usahanya, Chaidil berhasil membawa bubur ke tingkat yang lebih tinggi. Selain menggunakan bahan berkualitas, dalam setiap buburnya Chaidil menggunakan air mineral dari sebuah merek ternama. Meski dijajakan di pinggir jalan, mangkuk yang digunakan tahan panas hingga 100 derajat Celsius. Sehingga ketika disimpan dalam lemari es dan ingin dipanaskan, mangkuk tinggal dimasukkan saja ke dalam microwave.
Ke depannya, usaha yang buka sejak pukul 16.00 - 23.00 ini akan mulai membuka diri dengan menawarkan franchise atau waralaba. "Sekarang kami sedang dalam proses perizinan," tutup Chaidil.
Edwin, Ade / bersambung
KOMENTAR