Air untuk menyiram tubuh dimandikan adalah air Sapta Tirta atau berasal dari tujuh sumber. Air dari tujuh sumur itu diambil dari lingkungan keraton sendiri. Kemudian dibagi dua lalu masing-masing dibawa ke Bangsal Sekar Kedaton untuk menyirami Jeng Reni atau GKR.Bendara, sebagian lagi dibawa ke Gedong Pompa di Bangsal Kasatrian untuk memandikan KPH.Yudanegara atau Ubay.
Mengawali acara Siraman di Sekar Kedaton adalah GKR.Hemas dengan mengguyur tubuh GKR.Bendara disusul oleh para kerabat putri. Selesai siraman, GKR.Hemas menuju gedong Pompa di Bangsal Kasatrian untuk memandikan calon menantunya didampingi Hj.Nurbaiti Ali Akbar,ibunda Ubai.
Kedua calon pengantin siang ini benar-benar beristirahat. Jeng Reni menyiapkan diri untuk acara Tantingan pada malam hari. Jeng Reni akan ditanya ketetapan hatinya oleh Ayahanda apa benar sudah mantap menikah dengan pria pujaannya. Setelah itu dilanjutkan acara midodareni dan Majang. Maksudnya, Jeng Reni malam ini akan berada di kamar pengantin sementara.
Pada acara ini Ngarsadalem Sultan HB X akan menyempatkan diri menjenguk puteri di Sekar Kedaton dan calon menantunya di Gedong Sri Katon untuk meninjau semua persiapan temanten pria. Acara ini dinamakan Tilik Pitik. Pada malam ini para Pageran dan Putri Keraton lainnya akan hadir, menemani calon pengantin.
Rini Sulistyati
KOMENTAR