"Awalnya canggung dan deg-degan. Akan tetapi, setelah ketemu dengan Pak Dahlan, dijelaskan bagaimana kehidupan sehari-hari ibunda Pak Dahlan. Akhirnya rasa deg-degan saya hilang, " tutur Kinaryosih.
Ia bahkan merasa bangga mendapat pujian dari Dahlan Iskan, karena penampilan Kinar dengan rambut yang panjang dan suara yang lembut dinilai amat mirip Ibu Lisnah yang asli.
Yang menarik dari film garapan sutradara Benny Setiawan itu, menurut Kinar, adalah ketika dirinya harus melakukan adegan menembang (bernyanyi, Red) lagu jawa untuk menidurkan anak-anaknya.
"Sebelum syuting, di rumah saya latihan selama satu bulan. Sampai-sampai suami saya itu gimana gitu, ya...," ungkap Kinar dengan tawa berderai.
Film ini memang menjadi inspirasi bagi siapa pun yang menonton dan menikmatinya. Ini tentang mimpi besar yang berangkat dari kesusahan hidup anak manusia selaku kepala keluarga. Sehingga anak-anak yang lahir dari ibu yang sederhana, menjadi orang besar dengan perilaku hidup yang tetap sederhana.
"Melihat ke belakang kehidupan Pak Dahlan Iskan, begitu dahsyat perjuangannya. Orang banyak melihat Pak Dahlan setelah berhasil seperti sekarang ini. Tetapi sebelumnya saya juga tak pernah tahu soal kehidupan masa lalunya," katanya.
M. Nizar
KOMENTAR