"Peluang itu (menikah) selalu terbuka. Kita lihat saja kelanjutan cerita ini. Mungkin nanti akan dideklarasikan atau dilanjutkan ke jenjang yang lebih legal," kata kuasa hukum Moerdiono, Eddy Yahya SH saat dijumpai di Pengadilan Agama Jakarta Selatan Jl. Harsono RM No.1, Ragunan, Pasar Minggu, Rabu (9/3).
Perhatian Poppy kepada Moerdiono terbilang tak lazim. Pasalnya, selama enam bulan dirawat di Singapura, Poppy rela menempuh jarak Jakarta dan Singapura demi merawat Moerdiono. "Pak Moer berobat sejak Juni 2010 di rumah sakit Gleneagles. Awalnya mau di National University Hospital, akhirnya dioper ke Glaneagles selama 10 hari, akhirnya dikembalikan lagi National University Hospital Singapura. Ibu Poppy yang menemani Pak Moer selama 6 bulan di Singapura, jadi ibu Poppy pulang pergi Jakarta-Singapura," kata Eddy.
Moerdiono berangkat ke Singapura dalam keadaan tak sadarkan diri. "Yang mengantar ibu Poppy Dharsono, tapi sampai di rumah sakit Pak Moer enggak sadar. Disinilah Pak Moer merasa berhutang nyawa dengan Poppy Dharsono," kata Eddy menirukan ucapan Moerdiono.
Moerdiono dan Maryati menikah tahun 1959. Dari pernikahan resmi itu Moerdiono dikaruniai 4 orang anak yaitu Ninuk Mardiana Pambudy, Novianto Prakoso, Indrawan Budi Prasetyo, dan Baroto Joko Nugroho (alm). Selama 52 tahun pernikahan itu, Moerdiono seringkali dihinggapi isu miring seputar pernikahannya dengan tiga orang wanita lain yaitu Sundari Sukoco, Machica Moechtar, dan Poppy Dharsono.
Okki
KOMENTAR