Beberapa tetangga melihat ada dua tamu bergelagat aneh yang terakhir menyambangi rumah korban di Perumahan Aneka Elok Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Kamis (8/10/2015).
Agung Anugerah (22), seorang penjual pulsa yang lokasinya berseberangan dengan rumah korban, melihat kedatangan dua orang aneh. Agung menceritakan itu pada Jumat (9/10/2015) siang.
Sebelumnya, polisi sudah memeriksa Agung sebagai saksi dalam kasus pembunuhan ini di Polsek Cakung. Dia diperiksa polisi mulai pukul 01.00 pada Jumat (9/10/2015), selesai pukul 07.00.
Dua tamu terakhir yang datang, ucap Agung, seorang wanita yang keluar rumah korban dengan terburu-buru, serta seorang pria muda bermasker. "Yang wanita datang sekitar pukul 13.30," kata Agung.
Baca juga: Pembunuh H. Mustain Didatangkan dari Gresik
Dia datang membawa motor jenis matic, lalu memasukkan motornya ke garasi. Setelah itu, mereka masuk ke rumah tanpa mengetuk.
Tapi, tak lama wanita yang memakai baju merah itu keluar lagi dengan terburu-buru. Kemudian, kata Agung, sekitar pukul 14.00 barulah datang lagi seorang pria memakai motor matic.
Perilakunya sama, membuka pintu pagar rumah korban sendiri, lalu memasukkan motor ke garasi. Pria itu tampak mengenakan masker dan jaket hitam.
Dia kemudian masuk ke rumah, lalu keluar rumah dalam waktu 20 menit kemudian. "Biasa saja waktu keluar rumah, tak bawa apa-apa kok pas keluar," ucap Agung.
Setelah kedua orang itu datang, ujar Agung, tak ada lagi tamu yang datang ke rumah itu sampai suami korban pulang pukul 17.30. Lalu lokasi itu pun jadi geger.
Agung paham betul tak ada yang datang lagi usai dua tamu aneh itu, lantaran Dia terus duduk di konter ponsel sampai dengan suami korban datang, kemudian menelepon polisi dan lokasi pun jadi ramai polisi.
Sebelumnya, pembunuhan sadis menimpa ibu dan anak, Dayu Priambarita (45) dan Yuel Maheswara Leksono (5) di rumahnya di Perumahan Aneka Elok Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Kamis (8/10/2015). Polisi masih menelusuri pelaku pembunuhan tersebut.
Theo Yonathan Simon Laturiuw / wartakota
KOMENTAR