BACA: Dampak Bila Golongan Darah Ibu dan Bayi Tidak Cocok, Terutama Bila Ibu Bergolongan Darah O
“Karena miom itu kan tumor jinak yang berkaitan dengan hormonal. Jadi saat hamil, ada hormon yang bisa membuat miom degenerasi alias berkurang atau melemah. Jadi ada reaksi yang membuat miom tidak tumbuh lagi dan otomatis mati.”
Untuk beberapa miom, tambah Yassin, ia memang bisa menghilang seiring dengan terhentinya siklus hormonal perempuan. “Misal ketika ia hamil, konsumsi obat kontrasepsi, menopause, dan lainnya.”
3. Waspada Bila Nyeri
Namun ia pun tak menampik, sebaliknya ada juga potensi miom yang letak dan ukurannya riskan berbuntut pada pendarahan yang membuat nyeri.
Yassin menambahkan, miom yang berada di dinding rahim juga perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan gangguan pada dinding rahim yang akan berkontraksi.
BACA: Bisakah Ibu Hamil dengan Mata Minus 5 Melahirkan Normal?
Namun sekali lagi, Yassin mengimbau para perempuan yang memiliki miom untuk tidak terlalu khawatir. Pasalnya, bila miom tak menimbulkan gejala apapun, sebaiknya ia tak perlu dilakukan penindakan medis.
“Asal, rajin observasi setiap 6 bulan untuk melihat pertumbuhannya. Pasalnya, ada 1 persen potensi miom menjadi ganas. Tapi itu kecil sekali. Pokoknya, perhatikan keluhan,” ujarnya. Kalau terasa hal-hal tak biasa misal nyeri di area rahim, sebaiknya segera periksa.
4. Pasokan Gizi Janin dan Miom Bisa Berebut? MITOS!
Mitos tentang kesehatan memang banyak sekali, termasuk yang mengatakan bila hamil dengan miom maka pasokan gizi yang seharusnya untuk janin bisa berebut dengan miom.
Yassin membantah mitos ini. “Tidak sesesumbar itu, sih. Kan, janin sudah punya plasenta sendiri yang fungsinya untuk perantara ibu dan janin,” tegasnya.
KOMENTAR