Saat hendak merencanakan kehamilan, banyak hal yang bisa membuat perempuan khawatir. Termasuk, kenyataan bahwa ia memiliki miom alias fibroid. Apakah bisa hamil jika memiliki miom?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Tabloid NOVA bertanya kepada Dr. Yassin Yanuar Mohammad Sp.OG dari Rumah Sakit Pondok Indah.
“Apakah miom bisa mempengaruhi perempuan yang berencana hamil? Itu harus diketahui terlebih dahulu kondisi miom-nya. Di mana lokasinya, berapa ukurannya, kemudian apa saja keluhan yang ditimbulkan?” terangnya.
Perlu diketahui, 80 persen perempuan memiliki miom dalam hidupnya. Namun, ada yang kecil sekali sebesar biji apel, ada juga yang sangat besar. Ada yang hanya memiliki satu, ada juga yang memiliki beberapa miom.
Jadi bila Anda diketahui memiliki miom, jangan dulu berkecil hati. Faktanya, sebagian besar perempuan yang memiliki miom tetap bisa hamil dan melahirkan.
1. Perhatikan Ukuran dan Lokasi Miom
“Memang harus dilihat dulu apakah miom tersebut membuatnya sulit hamil? Apabila miom di endometrium dan menonjol sehingga mendesak rongga raim, itu ada potensi mengganggu kehamilan. Tapi kalau di dinding rahim atau luar rahim, itu biasanya tidak menjadi kendala untuk hamil.”
BACA: Menikah Dua Minggu, Usia Kandungan Sebulan? Begini Cara Hitung Usia Kehamilan yang Benar
Ia menambahkan, sebagian besar perempuan yang memiliki miom tak mengalami keluhan apa-apa. “Jadi misal seorang perempuan baru tahu ia memiliki miom setelah ia hamil, tapi selama ini memang tak ada keluhan apa-apa, berarti ya memang tidak apa-apa. Kecuali miomnya besar atau di atas 5 cm, itu perlu dipantau lebih intensif.”
Pasalnya, miom berukuran lebih dari 5 cm dikhawatidkan bisa mengganggu pertumbuhan rahim dan mendorong janin sehingga ia sulit berputar ke arah jalan lahir. “Janinnya bisa ‘sungsang’,” tambah Yassin.
2. Sebagian Miom Mungkin Bisa Hilang Saat Hamil
Di lain sisi, pemantauan pada miom juga bisa saja menunjukkan hasil yang menggembirakan. Karena, miom pun ada kemungkinan mengalami degenerasi ketika perempuan tersebut hamil.
BACA: Dampak Bila Golongan Darah Ibu dan Bayi Tidak Cocok, Terutama Bila Ibu Bergolongan Darah O
“Karena miom itu kan tumor jinak yang berkaitan dengan hormonal. Jadi saat hamil, ada hormon yang bisa membuat miom degenerasi alias berkurang atau melemah. Jadi ada reaksi yang membuat miom tidak tumbuh lagi dan otomatis mati.”
Untuk beberapa miom, tambah Yassin, ia memang bisa menghilang seiring dengan terhentinya siklus hormonal perempuan. “Misal ketika ia hamil, konsumsi obat kontrasepsi, menopause, dan lainnya.”
3. Waspada Bila Nyeri
Namun ia pun tak menampik, sebaliknya ada juga potensi miom yang letak dan ukurannya riskan berbuntut pada pendarahan yang membuat nyeri.
Yassin menambahkan, miom yang berada di dinding rahim juga perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan gangguan pada dinding rahim yang akan berkontraksi.
BACA: Bisakah Ibu Hamil dengan Mata Minus 5 Melahirkan Normal?
Namun sekali lagi, Yassin mengimbau para perempuan yang memiliki miom untuk tidak terlalu khawatir. Pasalnya, bila miom tak menimbulkan gejala apapun, sebaiknya ia tak perlu dilakukan penindakan medis.
“Asal, rajin observasi setiap 6 bulan untuk melihat pertumbuhannya. Pasalnya, ada 1 persen potensi miom menjadi ganas. Tapi itu kecil sekali. Pokoknya, perhatikan keluhan,” ujarnya. Kalau terasa hal-hal tak biasa misal nyeri di area rahim, sebaiknya segera periksa.
4. Pasokan Gizi Janin dan Miom Bisa Berebut? MITOS!
Mitos tentang kesehatan memang banyak sekali, termasuk yang mengatakan bila hamil dengan miom maka pasokan gizi yang seharusnya untuk janin bisa berebut dengan miom.
Yassin membantah mitos ini. “Tidak sesesumbar itu, sih. Kan, janin sudah punya plasenta sendiri yang fungsinya untuk perantara ibu dan janin,” tegasnya.
KOMENTAR