Setiap anak tentu dilahirkan di era yang berbeda dengan orangtuanya. Ia tumbuh besar dengan pola pikir dan tingkah laku yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Terutama, ketika paparan teknologi membawa pengaruh begitu besar pada kehidupan mereka. Seperti penggunaan gadget, internet, dan teknologi terkait digital dalam sehari-hari.
Namun, psikolog Rieny Hasan menyarankan sebagai orangtua bijak, ada baiknya tidak menjadikan hal tersebut sebagai sahabat anak. Sebab, ada banyak soft skill untuk kemampuan mereka hidup di masa dewasa kelak yang seharusnya diajarkan sejak dini pada anak-anak.
Melihat keluhan orangtua yang ada di era digital seperti sekarang, seperti kesenjangan pengetahuan orangtua dan anak terkait pemakaian teknologi, Rieny juga menyarankan trik yang bisa dilakukan mereka dalam mengasuh anak.
“Pada dasarnya kita sebagai orangtua tidak bisa menjauhkan anak dari teknologi karena bagaimana pun anak kita tumbuh di era tersebut. Tapi, bagaimana caranya kita mendidik anak agar bisa memanfaatkan teknologi dengan baik? Mungkin kita sebagai orangtua tidak terlalu paham dengan teknologi, namun kita harus tetap tahu pengaruh teknologi terhadap perkembangan anak," ungkapnya.
Baca: Efek 'Screen Time' pada Anak : Gangguan Bicara Hingga Cyber Bullying
Kewaspadaan, kata Rieny, sudah sepatutnya dimiliki orangtua. Di Amerika Serikat, sebuah asosiasi dokter anak bahkan mengharamkan pemakaian gadget untuk balita. Sebaiknya, anak tidak dikenalkan dengan gadget hingga ia berumur 2 tahun.
“Berdasarkan jurnal psikologi yang saya baca, asosiasi dokter anak di Amerika mengeluarkan fatwa dimana anak-anak sebaiknya tidak diperkenalkan dengan teknologi seperti televisi, gadget dan internet hingga berumur 2 tahun. Usia yang terlalu dini tersebut, membawa pengaruh buruk bagi perkembangan anak," paparnya.
Baca: 4 Gangguan Kesehatan Saraf ‘Akut’ Karena Gadget
Lebih lanjut, ia menyarankan para orangtua agar tidak menggunakan gadget sebagai alat untuk membuat anak tenang dan tidak rewel. Sebab, hal ini akan berpengaruh pada perilaku dan pola pikirnya saat dewasa nanti.
“Ketika anak rewel jangan jadikan teknologi dan gadget sebagai alat pembujuk agar mereka tidak menangis. Karena ketika dewasa nanti ia akan berpikir bahwa gadget adalah sahabatnya, sehingga membuat interaksi dengan sesama berkurang. Mereka tidak belajar bagaimana cara berhubungan dengan orang lain dan dapat menjadi apatis. Padahal, dengan berinteraksi dengan orang lain kita bisa bertukar banyak hal positif," jelasnya.
Laili Ira Maslakhah/Tabloid NOVA
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR