Sinar matahari atau sinar ultraviolet (UV) dapat dibedakan menjadi sinar UV-A dan UV-B. Kebanyakan kita menganggap sinar UV-A dan UV-B memiliki dampak yang sama sehingga untuk menangkalnya pun terkadang masih kurang tepat.
Menurut Dr. Srie Prihianti, SpKK, PhD., dari Erha Dermatology, sinar UV-A dan UV-B tentunya berbeda dan memiliki dampak yang masing-masing juga berbahaya terutama bagi kulit kita.
“Sinar UV-A akan lebih masuk ke dalam lapisan kulit, dibanding dengan sinar UV-B,” jelasnya.
Baca: Selain Belang, Ini Kerusakan Kulit Wajah Akibat Tak Pakai Sunblock Saat Berkendara
Sinar UV-A memiliki 95 persen radiasi sinar UV yang sampai di permukaan bumi dengan intensitas 30-50 kali lebih kuat dibanding UV-B. Paparan sinar UV-A dimulai sejak matahari terbit sampai dengan tenggelam, sedangkan intensitas UV-B memuncak pada pukul 10.00-16.00.
Radiasi sinar UV-A tidak terhalang oleh pakaian kita yang tipis, kaca jendela, bahkan akan tetap menembus awan mendung. Sedangkan, sinar UV-B dapat terserap oleh awan dan tidak dapat menembus kaca.
Menurut pakar sinar UVA dan UVB punya efek berbeda pada kulit yang tersengat terik matahari.
“Pada kulit, UV-A akan menembus hingga bagian dermis kulit, sedangkan UV-B hanya sampai pada bagian epidermis kulit,” jelas dokter yang menjabat sebagai Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin ini.
Baca: Berapa Banyak Tabir Surya yang Harus Dioles Agar Kulit Tak Terbakar? Ini Kata Pakar
Sinar UV-A dapat memicu penuaan dini seperti keriput dan noda hitam di wajah karena paparannya yang menembus dermis sehingga bisa merusak kolagen. Sedangkan, karena sinar UV-B hanya menjangkau epidermis kulit saja, maka efeknya adalah kulit memerah dan terbakar.
Penulis | : | Dionysia Mayang |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR