Setiap orang pasti secara rutin buang air besar (BAB).
Pertanyaannya, apakah frekuensi BAB kita normal?
Sebab proses pembuangan ini berbeda-beda pada setiap orang.
Ada yang rutin setiap hari, tapi tak sedikit yang beberapa hari sekali.
Apakah itu berbahaya?
(Baca: 6 Ciri Metabolisme Tubuh Lancar, Salah Satunya Kulit Bersinar dan Jarang Stres)
Jangan khawatir.
Ternyata menurut para ahli, frekuensi buang air besar setiap orang memang tak sama.
Kondisi tersebut disebabkan oleh sistem pencernaan masing-masing orang berbeda, dan hal tersebut wajar.
Menurut Jennifer Inra, M.D., gastrointerolog atau ahli sistem pencernaan dari Brigham and Women’s Hospital, Boston, pada dewasa ada yang BAB tiga kali sehari, namun ada juga yang BAB hanya tiga kali dalam seminggu.
Inra menjelaskan, berapa kali kita ke toilet untuk BAB tergantung pada banyak faktor.
Mulai karena faktor genetik dan pola makan termasuk serat yang kita konsumsi setiap harinya.
Kemudian seberapa sering kita berolahraga juga bisa ikut menentukan frekuensi kita untuk BAB karena olahraga akan membuat otot sekitar usus besar berkontraksi.
(Baca: Ini Kaitan Mengapa Stres Bikin Sakit Perut dan Sering Buang Air Besar?)
Yang jarang disadari, stres dan terlalu memikirkan seberapa sering frekuensi BAB justru membuatnya jadi tak lancar, lo.
Kondisi tersebut dipengaruhi oleh kerja otak dan usus yang terhubung oleh sistem saraf dan neurotransmitter.
Ketika kita merasa cemas, aliran darah akan lebih banyak terpacu pada jantung dan paru-paru, menjauhi sistem pencernaan sehingga membuat kerja usus terganggu.
Kondisi tersebut bisa memburuk dan menimbulkan sembelit serta masalah pencernaan lain.
(Baca: 6 Makanan Pencegah Sembelit)
Pada intinya, kita tak perlu mengkhawatirkan frekuensi BAB kita atau membandingkannya dengan orang lain.
Yang perlu kita khawatirkan, apabila frekuensi buang air besar berubah tiba-tiba dari kebiasaan, menjadi lebih sering atau lebih jarang, atau juga sembelit tiba-tiba.
Kemudian jangan abaikan pula bila saat BAB disertai dengan darah, lalu feses berbentuk tak biasa, atau perut sakit.
Gejala ini bisa menandakan adanya sindrom atau iritasi pada sistem pencernaan, alergi makanan, inflammatory bowel disease atau peradangan usus, atau bahkan kanker usus.
(Baca: Inilah Penyebab Kanker Usus Besar yang Harus Dihindari)
Source | : | Women's Health |
Penulis | : | Ade Ryani HMK |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR