Tak sedikit perempuan yang mengkhawatirkan kondisi kulit wajahnya dibanding area kewanitaannya, setelah berhubungan seks.
Padahal, vagina kita merupakan organ yang jauh lebih sensitif dibanding wajah kita, lo.
(Baca: 5 Penyakit Kulit yang Bikin Vagina Jadi Gatal)
Kita sering tak menyadari adanya risiko penyakit atau gangguan kesehatan yang bisa menyerang vagina kita setelah berhubungan seks, seperti:
Alergi Kondom
Bila vagina terasa sangat gatal atau iritasi setelah berhubungan seks dan menggunakan kondom berbahan lateks, kita mungkin memiliki alergi terhadap lateks.
Seperti yang dijelaskan oleh obgyn bernama Kyrin Dunston, MD., alergi lateks akan membuat vagina terasa panas segera setelah terpapar lateks.
Untuk mengobatinya, gunakan krim berbahan 1 persen hydrokortison segera setelah terasa adanya gatal.
Selain itu, gunakan kondom berbahan selain lateks.
(Baca: Para Istri, Ini 5 Efek Kondom untuk Hubungan Intim yang Lebih Dahsyat)
Alergi Sperma, Sabun Suami, atau Lubrikan
Meskipun alergi terhadap sperma sangat jarang terjadi, namun setidaknya 40.000 perempuan di US mengalami hal ini, seperti yang dilaporkan oleh penelitian di University of Cincinnati.
Sementara itu, alergi terhadap sabun yang biasa digunakan oleh suami juga bisa dialami oleh para perempuan, lo.
Lubrikan juga merupakan alasan perempuan mengalami alergi, meskipun juga sangat jarang terjadi.
Lebih baik, konsultasikan pada dokter agar kita bisa diberi solusi sesuai dengan kondisi tubuh kita.
(Baca: Tak Segera Hamil, Jangan-Jangan Alergi Sperma Suami)
Luka
Dunston menjelaskan, ada beberapa kasus di mana perempuan mengalami luka pada area kewanitaannya.
Luka ini biasanya terjadi karena seks yang terlalu kasar, atau juga karena anal.
Lebih baik, gunakan lubrikan untuk hubungan seks selanjutnya.
(Baca: Jangan Salah Pilih, Ini 5 ‘Pelumas Seks’ Buatan yang Aman dan Alami!)
Trikomoniasis
Penyakit seksual menular seperti chlamydia dan gonorrhea sangat jarang menyebabkan iritasi kulit vagina.
Namun, penyakit seksual menular lain seperti trikomoniasis bisa menyebabkan iritas pada kulit vagina kita.
Setidaknya, 3.7 juta perempuan di US mengalami kondisi ini seperti yang disebutkan oleh Centers for Disease Control and Prevention.
Gejala yang sering muncul sama seperti reaksi alergi seperti biasanya, namun rasa gatal jauh lebih mengganggu.
Biasanya, dokter akan memberikan antibiotik yang harus diminum oleh kita dan juga suami, seperti yang dijelaskan oleh Dunston.
(Baca: 6 Rahasia Perempuan yang Terkena Penyakit Menular Seksual dari Pasangan Mereka Sendiri)
Herpes
Bagi perempuan yang pernah mengalami herpes, akan ada kemungkinan besar mengalami herpes lagi terutama ketika tubuh sedang tak sehat.
Untuk mengobatinya, Dunston menyarankan untuk konsultasi ke dokter.
Dokter akan memberi ibuprofen dan menyarankan untuk mengompres bagian yang gatal dengan air dingin, seperti yang disebutkan dalam National Institutes of Health.
Kutil Vagina
Kutil pada vagina bisa muncul berminggu-minggu atau bahkan beberapa bulan setelah melakukan hubungan seks, lo.
Ditambah lagi bila kita sudah terpapar HPV, virus yang memicu munculnya kutil dan berbagai masalah kewanitaan lainnya, maka kemungkinan munculnya kutil akan semakin besar.
(Baca: Ada Benjolan Seperti Bisul pada Vagina? Waspadai 6 Penyakit Berikut)
Iritasi Vagina
Bila vagina terasa gatal serta ada bau yang tak sedap, bisa jadi ada iritasi di area vagina kita.
Menurut Dunston, kondisi ini sangat sering ditemukan pada para perempuan.
Untuk mengobatinya, lebih baik konsultasi pada obgyn kepercayaan kita agar bisa diberi penanganan sedini mungkin.
(Baca: Seram! 3 Efek Buruk dari Ratus Vagina untuk Kesehatan Organ Intim Kita)
Source | : | Women's Health |
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR