Ketika memutuskan punya anak, tentu setiap orang tua berharap yang terbaik untuk masa depannya kelak.
Itu sebabnya, sejak Si Kecil hadir dalam kandungan, orang tua sebaiknya mulai menyiapkan dana untuk beragam keperluan anak.
Salah satu yang menjadi fokus penting kebanyakan orang tua adalah biaya pendidikan.
(Baca: 3 Hal Penting Sebelum Mengirim Anak Sekolah)
Mungkin akan menjadi lebih mudah jika orang tua statusnya lengkap, ada ayah dan ibu.
Tapi, bagaimana jika single parent dan tak mendapat tunjangan dari mantan suami untuk biaya sekolah anak?
Walaupun memiliki pemasukan bulanan dari pekerjaan di kantor, tentu sebagai single parent harus pintar mengatur dana yang ada.
Misalnya, disamping kebutuhan dana pendidikan dan biaya sehari-hari di rumah, apakah Anda memiliki cicilan dan juga tanggungan lain?
Tentu orang tua ingin anak bisa sekolah setinggi-tingginya dan mendapat pendidikan yang layak.
(Baca: Menjadi Single Parent, Tak Ada Jaminan Suami Memberi Tunjangan Seumur Hidup)
Nah, bagaimana, ya cara yang tepat agar harapan tersebut terwujud?
"Dana pendidikan anak harus dibuat terpisah dari tabungan atau investasi kita yang lainnya, agar alokasi dananya jelas dan tidak digunakan untuk kebutuhan keluarga," ujar Tejasari CFP®, konsultan finansial dari Tatadana Consulting.
Banyak orang memilih biaya kuliah S1 sebagai biaya utama yang harus disiapkan.
Sementara biaya untuk tingkat SD, SMP, SMA dianggap tidak cukup besar dan masih mampu untuk dipenuhi dari penghasilan bulanan.
Bagaimana dengan kita?
1. Mulailah memberi patokan dimana kita ingin anak bersekolah.
Tentunya hal ini akan sangat terpengaruh akan besarnya uang yang perlu kita siapkan.
Apakah mau sekolah di negeri yang biayanya rendah atau sekolah di swasta yang biayanya umumnya jauh lebih tinggi.
Walaupun kita bisa berandai andai, akan tetapi pilihlah jenis sekolah yang wajar sesuai dengan kemampuan kita.
(Baca: Begini Cara Selebriti Pilih Sekolah Anak)
2. Berapa biaya uang masuknya
Tanyalah berapa biaya uang masuk sekolah yang kita inginkan.
Jangan lupa untuk mengalikan dengan inflasi, sehingga kita tahu perkiraan besar dari biaya masuk sekolah nantinya.
Walaupun inflasi cukup rendah di Indonesia, akan tetapi kenaikan biaya sekolah swasta umumnya berkisar antara 10 – 15 persen per tahun.
Artinya rata-rata setiap tahunnya, biaya sekolah meningkat minimal sebesar 10 persen.
Jadi bisa dihitung berapa biaya sekolah anak kita nantinya.
(Baca: Pendidikan Rafathar Ahmad Sudah Ditanggung Sampai Usia 18 Tahun, Gratis!)
3. Bagaimana kita mengumpulkannya
Banyak sekali produk pendidikan anak yang ditawarkan saat ini dengan berbagai manfaat yang menarik.
Biaya pendidikan anak bisa ditempatkan di tabungan ataupun produk investasi.
Tabungan umumnya digunakan untuk jangka pendek saja, seperti 2 atau 3 tahun, karena bunganya jauh lebih rendah dibandingkan kenaikan biaya sekolah anak.
(Baca: Mengatasi Fobia Sekolah Anak)
Sementara untuk mengejar inflasi jangka panjang, kita sebaiknya memilih produk investasi seperti emas, reksa dana, obligasi, saham ataupun unit link sebagai tempat mempersiapkan dana pendidikan anak kita.
Saat anak kita masih kecil, mulailah untuk sedikit demi sedikit mengumpulkan dananya dan jangan digunakan untuk kebutuhan keluarga lainnya.
Hati-hati juga kalau kita ingin memilih produk investasi.
Pilihlah produk investasi yang aman dan tidak terlalu berisiko.
(Baca: 3 Syarat yang Harus Dimiliki Sebelum Berinvestasi)
Kalau kita berencana untuk mempersiapkan dana pendidikan dari tabungan atau investasi bulanan, lakukanlah secara rutin tidak terputus, agar dana yang diharapkan bisa terkumpul.
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Ade Ryani HMK |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR