Caranya, pertama-tama yaitu dengan menambahkan 7 angka dari tanggal hari pertama haid terakhir.
"Jika misalnya sang ibu mengalami haid terakhir bulan Juni tanggal 1 sampai tanggal 5. Artinya, tanggal 1 ditambah angka 7, menjadi tanggal 8," ungkap Budi menjelaskan.
Lalu, dari bulan haid terakhir dikurangi 3 bulan. Jadi, jika haid terakhirnya jatuh di bulan Juni, perkiraan bulan kelahiran adalah bulan Maret.
Dan langkah terakhir, dari tahun terlambat haid, ditambah angka 1. Jadi, bila haid terakhir terjadi di bulan Juni tahun 2008. Perkiraan lahir adalah bulan Maret 2009.
(Baca: 4 Penyebab Siklus Haid Terlambat Padahal Tidak Hamil)
Namun, Budi mengatakan, penghitungan secara matematis ini hanya bisa dilakukan pada para perempuan dengan siklus haid yang teratur, yaitu sekitar 28 sampai 30 hari.
Hal ini mengingat, pembuahan hanya terjadi pada masa subur, yang diperkirakan 14 hari sebelum menstruasi datang.
Dengan siklus haid 28 hari, tentunya bisa diketahui, ketika terlambat datang bulan, artinya sang ibu sudah mengalami pembuahan selama 2 minggu.
Sebaliknya, pada perempuan yang memiliki siklus haid tidak teratur, lanjut Budi, tentu saja tak bisa diprediksi dengan cara yang sama seperti ini.
(Baca: Penyebab Lingkar Perut Janin Tak Bertambah dan Risikonya Saat Lahir)
2. Ultra Sonografi
Melakukan USG (ultra sonografi) pada trimester pertama kehamilan, memiliki tingkat akurasi ketepatan perkiraan lahir yang tinggi.
Penulis | : | Ade Ryani HMK |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR