Harga pisang kipas yang ditawarkan mulai Rp2500 sampai Rp7000, tergantung besar kecilnya ukuran pisang. Belakangan, sudah banyak reseller yang menjual pisang goreng kipasnya sampai keluar kota, termasuk di Malaysia.
Ya, kelezatan pisang goreng kipas sudah sampai ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Yana dan Susi berhasil mengepakkan bisnisnya hingga menembus pasar luar negeri.
Seiring dengan berkembangnya usaha maka fleksibilitas transaksi keuangan juga perlu mendapatkan perhatian, untungnya sejak awal Susi Hartini telah menggunakan produk Tabungan BRI Simpedes yang telah dilengkapi dengan fasilitas mobile banking, dan saat ini juga telah bekerjasama sebagai merchant BRI.
Tak bisa dipungkiri semakin luasnya penjualan, membuat Yana terpikir untuk mengeluarkan produk baru, yakni keripik pisang. Dia juga meracik tepung pisang goreng sendiri berlabel Tepung Pisang Goreng Kipas Kuantan II, kemudian dijual ke beberapa kota di Indonesia seharga Rp20.000 per kilogram.
“Kenikmatan pisang goreng kipas kami tak terlepas dari kualitas tepung yang kami racik sendiri. Berhubung sekarang banyak yang pesan, kami juga menjual tepung pisangnya ke pasaran. Jadi, jika di luar sana ada yang mau usaha pisang goreng bisa pakai tepung racikan kami,” terangnya.
Untuk memperluas pemasaran usahanya, Yana sempat terkendala permasalahan modal untuk pembukaan cabang baru.
Akhirnya, Yana memanfaatkan fasilitas pinjaman dari BRI, “Sebenarnya saya sudah cukup lama menjadi nasabah simpanan BRI, tetapi saya belum pernah memanfaatkan fasilitas pinjamannya” ucapnya.
Dari hasil pinjaman tersebut, Yana membuka satu kios lagi yang berada di jalan SM Amin, Pekanbaru. Usaha pisang goreng kipasnya kian mengalami peningkatan dan mendulang kesuksesan.
Kesuksesan Yana tentu bukan tanpa hambatan. Namun bagi Yana dan istrinya, rintangan itu adalah ‘bumbu’ dalam berwirausaha. Jika menyerah, maka selesailah keberlangsungan suatu usaha.
Dibutuhkan kerja keras, kesungguhan hati, usaha hingga pengorbanan untuk meraih keberhasilan.
“Jangan takut mencoba, jangan takut gagal. Manajemen dan pemasarannya juga harus cerdas,” pungkasnya.
Penulis | : | Ade Ryani HMK |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR