Hati-hati, Terapi Hormon Berisiko Kurangi Pendengaran Perempuan Usia Menopause

Indira D. Saraswaty - Minggu, 2 Juli 2017 | 09:15 WIB

Indira D. Saraswaty

Gangguan Pendengaran yang Tak Bisa Diobati

Menurut data dari sebuah penelitian, menggunakan obat-obatan untuk terapi hormon terbukti meningkatkan risiko kurangnya pendengaran pada perempuan usia lanjut .

Terapi hormon sendiri adalah terapi estrogen atau hormon seksual pada perempuan. Gunanya untuk meringankan nyeri saat memasuki menopause, seperti keringnya vagina serta osteoporosis.

Penelitian-penelitian sebelumnya menyatakan bahwa menopause bisa meningkatkan risiko menurunnya tingkat pendengaran karena kadar estrogen yang kurang dalam tubuh.

Menurut Sharon Curhan dari Brigham and Women’s Hospital di Massachusetts, banyak faktor yang memengaruhi berkurangnya pendengaran, seperti umur, genetik, bunyi-bunyian, kondisi medis, pola makan, serta gaya hidup.

Tambah Curhan, fokus penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor yang bisa mencegah berkurangnya pendengaran.

Peran hormon seksual perempuan sangat kompleks dan dunia medis belum bisa memahami sepenuhnya.

Tapi temuan-temuan ini menyatakan bahwa para perempuan yang menjalani menopause alamiah di usia yang lebih tua bisa menanggung resiko lebih besar.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Menopause, ditemukan bahwa 23 persen dari 80.972 perempuan yang memasuki usia menopause dan menggunakan terapi hormon oral mengalami penurunan pendengaran.

Hingga kini belum bisa dijabarkan secara pasti pengaruh kondisi hormon seksual pada perempuan dengan indra pendengaran.

Tapi, penelitian ini telah membuktikan bahwa salah satu faktor berkurangnya pendengaran adalah hormon seksual perempuan yang berkurang.

Ditambah lagi, risikonya semakin meningkat seiring lebih lamanya perempuan mengonsumsi obat terapi hormon.

Sumber : Boldsky