NOVA.id – Karena menderita refluks asam lambung, tak sedikit yang menghindari mengonsumsi kopi.
Biasanya mereka takut karena kopi memiliki kadar keasaman yang tinggi, sehingga bisa memicu refluks.
Namun tenang saja, ada jenis kopi yang masih bisa dinikmati bagi orang yang memiliki refluks asam lambung.
(Baca juga: Belum Sah Jadi Penyuka Durian Bila Belum Coba Durian Khas Gunungkidul Yogyakarta Ini)
"Kopi dingin lebih baik buat penderita asam lambung karena zat yang menyebabkan asam lambung tidak ada atau berkurang, jadi enggak apa-apa, malah bagus," kata dr. Annisa Maloveny SpPD saat acara Halodoc, Jakarta, Kamis (9/11), dilansir dari Kompas.com.
Asam yang ada dalam es kopi dibandingkan kopi panas lebih rendah, yang akhirnya membuat penderita refluks asam lambung masih bisa menikmati kafein dari secangkir kopi.
Sebelumnya diketahui bahwa rata-rata kopi dingin memiliki kadar pH 6,31 yang berlawanan dengan versi panasnya yang mengandung pH 5,48 — pada skala pH, semakin rendah angkanya semakin asam sifat zat tersebut.
(Baca juga: Oh… Ternyata Gara-gara Raffi Ahmad Tanggal Lamaran Syahnaz Jadi Hari Ini, Simak Alasannya Berikut)
Kondisi ini terjadi lantaran air panas yang digunakan untuk menyeduh kopi akan mengeluarkan asam yang lebih pekat dari biji kopi.
Sementara es batu akan lebih mengencerkan konsentrat kopi sehingga rasanya pun lebih “jinak”.
Kendati demikian, ada batasan umum yang harus dipatuhi untuk minum kopi.
(Baca juga: Mengenang Kisah Awal Perkenalan Dokter Letty dan Helmi di Facebook Hingga Pernikahan yang Berujung Kematian)
Menurut Annisa, konsumsi kopi orang dewasa tiga sampai dengan empat cangkir setiap hari.
Jumlah ini lantaran batas konsumsi kafein harian sekitar 300-400 miligram.
Jika berlebih, kata Annisa, maka beberapa dampak negatif akan muncul, seperti insomnia, inkontinensia urine (buang air kecil yang terus menerus), meningkatnya tekanan darah, masalah menstruasi, dan risiko asam urat.
"Bahkan kelebihan kafein dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan sejumlah permasalahan kesehatan yang lebih serius, seperti masalah lambung, terganggunya sistem kardiovaskular, kerusakan tulang, daya ingat terganggu, menurunnya kinerja mental, memicu produksi hormon cortisol dan yang paling parahnya dapat memengaruhi kesuburan wanita atau bahkan keguguran,” katanya.(*)
(Kahfi Dirga Cahya/Kompas.com)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR