(Baca juga: Jangan Keliru! Ternyata Susu Tanpa Garam Jauh Lebih Sehat Loh, Ini Buktinya0
Faktanya, hal itu ternyata tidak benar.
“Yang melontarkan kalau vaksin menimbulkan autism, dr. Wakefield. Tapi, dia cuma pakai sampel 12 orang saja. Sementara 26 penelitian lain membuktikan hal tersebut salah,” ujar dr. Soedjatmiko, Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia kepada Nova.
(Baca juga:Cerdas Merawat Gigi untuk Gigi Sehat dan Senyum Menawan)
Melansir Kompas, The General Medical Council, sebuah ikatan dokter di Inggris, menyatakan penelitian milik Wakefield tidak jujur dan tidak bertanggung jawab karena sistem pengambilan sampel yang salah.
Karena itu, jika kita menolak vaksin terhadap penyakit difteri adalah takut terkena kelainan mental maka alasan kita sudah tidak valid.
(Baca juga: Cegah Sakit Kepala dengan Konsumsi 7 Jenis Makanan Ini)
Mitos: vaksin tidak halal
“Produk vaksin kami diakui oleh WHO dan digunakan oleh 135 negara di dunia, dan 50 di antaranya adalah negara Islam,” kata Direktur Utama PT Bio Farma, Juliman.
Itu menunjukkan kalau vaksin untuk difteri sudah dipercaya oleh puluhan negara muslim dunia.
(Baca juga: Ngeri, Virus Difteri Telah Menyebar di Sebagian Wilayah Indonesia, Simak Cara Pencegahannya Ini)
Selain itu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengatakan, pihak Kementerian Kesehatan sedang dalam tahap merundingkan perihal ini dengan Kementerian Agama.
Penulis | : | Nova |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR