NOVA.id – Pastinya, kita semua mengetahui kabar mengenai penyakit difteri yang belakangan ramak beredar.
Selain seputar penyakitnya, kita juga diimbau untuk melakukan imunisasi vaksin difteri, terutama pada anak-anak.
Namun, tak semua dari kita mau melakukan imbauan tersebut, bukan?
(Baca juga: Inilah 3 Bukti Difteri Berbahaya, Jangan Lagi Anggap Sepele!)
Sebagian dari kita menolak vaksin dengan alasan takut anak mendapatkan efek samping, seperti gangguan kesehatan bahkan kelainan mental.
Pada kenyataannya, hal tersebut tidak benar.
Untuk menyakinkan diri akan pentingnya vaksin terhadap penyakit difteri, kita perlu mengetahui fakta dan mitos seputar vaksin.
(Baca juga: Agar Cepat Sembuh, Kenali Perbedaan Sakit Tenggorokan Biasa dengan Infeksi Tenggorokan)
Apa sajakah itu?
Mitos: vaksin menyebabkan kelainan mental pada anak
Rumor perihal vaksin itu beredar karena dokter bernama Andrew Wakefield, yang pernah melakukan penelitian terhadap vaksin MMR.
Ia juga menyatakan vaksin itu dapat menyebabkan kelainan mental.
(Baca juga: Jangan Keliru! Ternyata Susu Tanpa Garam Jauh Lebih Sehat Loh, Ini Buktinya0
Faktanya, hal itu ternyata tidak benar.
“Yang melontarkan kalau vaksin menimbulkan autism, dr. Wakefield. Tapi, dia cuma pakai sampel 12 orang saja. Sementara 26 penelitian lain membuktikan hal tersebut salah,” ujar dr. Soedjatmiko, Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia kepada Nova.
(Baca juga:Cerdas Merawat Gigi untuk Gigi Sehat dan Senyum Menawan)
Melansir Kompas, The General Medical Council, sebuah ikatan dokter di Inggris, menyatakan penelitian milik Wakefield tidak jujur dan tidak bertanggung jawab karena sistem pengambilan sampel yang salah.
Karena itu, jika kita menolak vaksin terhadap penyakit difteri adalah takut terkena kelainan mental maka alasan kita sudah tidak valid.
(Baca juga: Cegah Sakit Kepala dengan Konsumsi 7 Jenis Makanan Ini)
Mitos: vaksin tidak halal
“Produk vaksin kami diakui oleh WHO dan digunakan oleh 135 negara di dunia, dan 50 di antaranya adalah negara Islam,” kata Direktur Utama PT Bio Farma, Juliman.
Itu menunjukkan kalau vaksin untuk difteri sudah dipercaya oleh puluhan negara muslim dunia.
(Baca juga: Ngeri, Virus Difteri Telah Menyebar di Sebagian Wilayah Indonesia, Simak Cara Pencegahannya Ini)
Selain itu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengatakan, pihak Kementerian Kesehatan sedang dalam tahap merundingkan perihal ini dengan Kementerian Agama.
Hal itu merupakan tahapan agar vaksin difteri dapat segera dipatenkan kehalalannya.
“Namun, prosesnya tentu tidak akan sebentar. Dengan begitu, jika kita tidak segera melakukan vaksinasi, penyebaran difteri akan semakin melebar, padahal ada banyak jiwa yang terancam,” kata Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nina F. Moeloek.
(Baca juga: Takut Uang Habis Karena Nabung? Gunakan Cara Ini Deh!)
Mitos: vaksin berbahaya bagi kesehatan
Vaksin untuk difteri ini dibuat oleh PT Bio Farma, dan telah digunakan 135 negara di dunia.
Sebelum distribusi dilakukan, Direktur Utama PT Bio Farma, Juliman, memastikan bahwa vaksin yang mereka produksi diuji lebih dulu oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Kalau belum dapat sertifikat lulus dari BPOM, vaksin tidak bisa dijual,” tegas Juliman.
(Baca juga: Tak Pede Karena Gigi Kuning? Ternyata Kulit Jeruk Bisa Mencerahkannya, Loh!)
Faktanya, vaksin untuk difteri ini telah teruji dan aman bagi masyarakat.
Jika bahaya yang dimaksud adalah demam dan nyeri pada tubuh maka itu adalah sesuatu yang wajar, begitulah kata dr. Soedjatmiko.
“Kalau demam maka berikan obat penurun demam, wajar ada efek seperti itu,” ujar Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia itu.
Itulah 3 mitos yang sering menjadi alasan kita tidak melakukan imunisasi vaksin terhadap anak ataupun diri sendiri.
Dengan menolak vaksinasi, sebenarnya kita telah merugikan banyak pihak.
(Baca juga: Wah, Kandungan Dalam Bawang Putih Memiliki Khasiat Ampuh untuk Kesehatan Tubuh Loh)
Mulai dari diri sendiri, orang di sekitar kita, bahkan pemerintah.
Jika pakar saja sudah menyarankan hal itu, berarti vaksin ini mampu untuk menangani penyakit difteri yang belakangan jadi ramai kembali.
Jadi, jangan takut untuk melakukan imunisasi vaksin difteri untuk menjaga diri dan keluarga kita dari penyakit menular itu. (*)
Tanayastri Dini Isna
Penulis | : | Nova |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR