NOVA.id- Kita mungkin sering mendengar mitos tentang kesehatan, khususnya seputar kesehatan perempuan.
Kita pun sulit mengatakan apakah hal tersebut mitos atau fakta.
Jika kita percaya, tentu rasa khawatir akan muncul.
(Baca juga: Wajib Disimak, Minum Ayamnya Punya Manfaat Bagi Kita Sekeluarga)
Melansir Shape.com.sg, di bawah ini beberapa penjelasan dari mitos yang sering beredar.
Dengan begitu kita tak perlu lagi cemas dan saatnya berhenti mempercayai mitos tersebut.
(Baca juga: Ngaku Nggak Rutin, Selama Satu Tahun, Roro Fitria Selalu Nambah Dosis Sabu)
1. Mitos 1: Penyakit jantung kebanyakan menyerang pria
Banyak orang percaya jika penyakit jantung adalah 'penyakit pria', sama halnya kanker payudara yang disebut' penyakit perempuan'.
Tapi sebenarnya, penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian dan kecacatan pada perempuan di seluruh dunia.
"Antara usia 45-69, satu dari sembilan perempuan mengalami gejala beberapa bentuk penyakit kardiovaskular," kata Dr Ooi Yau Wei, ahli jantung di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena, melansir dari laman Shape.com.sg.
"Setelah usia 65, ini adalah satu dari tiga perempuan, menurut Pusat Statistik Kesehatan Nasional AS."
Lebih fatal dari semua kombinasi kanker, penyakit jantung dialami hampir 30 persen kematian perempuan di Singapura pada tahun 2016.
Ini menakutkan, tapi penting untuk diketahui, karena penyakit jantung seringkali bisa dicegah dengan berolahraga secara teratur, mempertahankan berat badan yang sehat,tidak merokok, serta mengonsumsi makanan seimbang dan bergizi.
Menurut Dr Ooi, gejala penyakit jantung meliputi sesak atau berat dada di atas dinding dada, ketidaknyamanan rahang, sesak napas, jantung berdebar, kelelahan dan pusing yang meningkat saat melakukan latihan fisik.
Rata-rata, perempuan berusia sekitar 10 tahun lebih tua dari pria saat mereka pertama kali didiagnosis menderita penyakit jantung.
Risiko terkena serangan jantung juga meningkat setelah menopause.
Namun berapapun usia kita, jangan pernah mengabaikannya.
(Baca juga: Sebal Karena Bekas Lipstik Selalu Menempel di Gelas? Lakukan 3 Cara Ini untuk Menghindarinya!)
2.Mitos 2: menggunakan bra kawat meningkatkan risiko kanker payudara
Mitos ini telah beredar selama bertahun-tahun.
Namun saat para ilmuwan menyelidiki kaitan tersebut, mereka tidak dapat membuktikan bahwa penggunaan bra kawat meningkatkan risiko kanker payudara.
Beberapa orang juga percaya jika kawat pada bra membatasi pergerakan cairan tubuh ('drainase limfatik') yang akhirnya mengubahnya menjadi 'toksik'.
Faktanya adalah cairan tubuh bergerak ke atas dari arah ketiak.
Bra yang kita pilih untuk dipakai tidaka akan membatasi aliran atau menyebabkan kerusakan tubuh.
Sebenarnya faktor risiko kanker payudara dikaitkan dengan hormon kita, usia, usia kita memiliki anak pertama, menyusui, juga riwayat keluarga.
Bicarakan pad dokter akan membantu mengklarifikasi risiko kita terkena kanker payudara.
Periksakan diri kita setidaknya sebulan sekali.
Kita bisa memeriksanya langsung ke dokter atau sendiri dengan menyentuh payudara dan rasakan apakah terdapat benjolan.
Jika menemukan sesuatu yang tidak biasa, segera temui dokter.
(Baca juga: Belum Jam Makan Siang Perut Sudah Lapar? Yuk Ganjal dengan Jus Avokad Susu Kedelai, Begini Cara Bikinnya!)
3. Mitos 3: tidak bisa hamil selama menstruasi
Jika ingin memiliki bayi atau mencoba untuk tidak memilikinya, penting untuk mengetahui jika berhubungan seks selama menstruasi tidak secara otomatis berarti kita tidak dapat hamil.
Siklus menstruasi perempuan adalah 28 hari.
Bagi banyak perempuan, menstruasi dimulai pada hari pertama dan ovulasi (saat ovarium melepaskan sel telur untuk pembuahan) terjadi sekitar hari ke 14.
Namun, hari ovulasi sangat bervariasi tergantung pada siklus individu seorang perempuan.
Kita bisa berovulasi pada hari ke 12 dari siklus 28 hari, atau hari ke 21 dari siklus 35 hari.
Sementara sperma bisa hidup di dalam tubuh kita selama 72 jam atau 3 hari.
Ini artinya berhubungan seks selama jangka waktu ini tidak menjamin telur kita tidak akan dibuahi.
Kemungkinan rendah, tapi kita tidak akan pernah 100 persen yakin bahwa jika tidak akan hamil selama menstruasi.
Kita harus mempraktekan seks yang aman.
Sebaiknya jika ingin tahu lebih dalam tentang keluarga berencanam, segera temuai dokter.
(Baca juga: Masih Ingat TKW Adelina yang Tewas di Malaysia? Majikannya Terancam Hukuman Mati)
4. Mitos 4: Morning sickness hanya terjadi di pagi hari
Perempuan hamil akan mengalami morning sickness pada beberapa bulan pertama.
Hal ini bisa membuat kita merasa mual atau bahkan menyebabkan muntah.
Tapi meski namanya morning sickness, kondisi ini bisa terjadi kapan saja.
Tidak semua ibu hamil akan mengalami hal ini.
Sejujurnya, dokter tidak 100 persen yakin mengapa beberapa perempuan mengalaminya dan yang lain tidak.
Kadar hormon yang meningkat dalam beberapa minggu pertama kehamilan dianggap sebagai faktor pendukung.
Faktor lainnya yakni memiliki anak kembar, lelah yang berlebihan, tekanan emosional, dan sering bepergian.
Tidak ada yang benar-benar tahu mengapa kondisi ini disebut morning sickness.
Diketahui kondisi ini juga tidak berbahaya bagi bayi.
Jika kita mengalaminya, minumlah air putih yang cukup, makan makanan secukupnya, dan tidur siang jika membutuhkan.
(Baca juga: Dengan Samsung Galaxy J Series, Jangan Pernah Bosan Lagi Sambil Menunggu di Mobil)
5. Mitos 5: Makan lemak bisa bikin gemuk
Sudah berapa kali kita menghindari lemak saat kita ingin mendapatkan tubuh yang sehat.
Kita sering dituntun untuk percaya bahawa mengonsumsi makanan berlemak akan memperburuk bagian dalam tubuh.
Padahal sebaliknya.
Tubuh kita membutuhkan lemak untuk bertahan hidup.
Kita menggunakannya untuk energi, kehangatan, dan juga menyerap vitamin.
Lemak sehat-seperti lemak jenuh tunggal dalam kacang-kacangan dan minyak nabati bisa membantu memperbaiki kadar kolesterol darah dan mengurangi risiko terkena penyakit jantung.
Avokad, salmon, tuna, telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian adalah sumber lemak yang sehat.
Alih-alih menghindari semua lemak, hindari makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi seperti donat, kue kering, biskuit, daging berlemak, kulit unggas, dan daging olahan. (*)
KOMENTAR