Misalnya, terjadi cacat janin atau mengalami komplikasi kehamilan seperti janin besar, gangguan pertumbuhan apda janin, proses kelahiran yang sulit atau janin meninggal.
Keturunan pengidap diabetes juga berisiko mengalami diabetes.
Bila kondisi ini diketahui sejak awal, dapat dilakukan perubahan gaya hidup dan bila perlu dilakukan pengobatan agar kadar gula darah terkendali dan komplikasi dapat dicegah atau dihindari.
Pada pria, pemeriksaan ini untuk mengetahui kondisi fisik secara keseluruhan.
(Baca juga: Sempat Kejang-Kejang, Begini Perjalanan Kisah Bayi Calista Sebelum Meregang Nyawa Usai Dianiaya Ibunya)
5. HBsAG (Hepatitis B Surface Antigen)
Tes ini untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda terinfeksi oleh penyakit hepatitis B yang dapat menimbulkan sirosis atau kerusakan jaringan hati dan kanker hati.
Virus ini dapat menular lewat hubungan seksual, ciuman, kontak langsung dengan darah penderita, dan dari ibu ke janin di kandungan maupun saat persalinan.
Segera konsultasikan dengan dokterbila pemeriksaan menemukan hasil positif.
Dokter dapat memberikan vaksinasi sebelum terlambat.
(Baca juga: Jarang yang Tahu, Ternyata Teh Hijau Punya Manfaat untuk Meningkatkan Gairah Bercinta loh!)
6. VDRL (Venereal Disease Research Laboratory)dan RPR (Rapid Plasma Reagin)
Tujuannya untuk mengetahui penyakit yang berhubungan dengan kelamin, seperti sipilis atau gonorrhoea.
Penyakit ini berbahaya sebab bisa menyerang hampir semua organ tubuh, termasuk jantung dan susunan saraf otak.
Janin dalam rahim ibu yang tertular sifilis dapat mengalami keguguran, cacat janin, lahir mati atau hidup dengan gejala sifilis di kemudian hari.
(Baca juga: Perkuat Cita Rasa Lokal Nusantara, Glenn Alinskie-Chelsea Olivia Lakukan Kolaborasi Ini dengan Fotografer Terkenal)
7. TORCH (Toxoplasma gondii (toxo), Rubella, Cyto Megalo Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV))
Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya infeksi penyakit yang bisa menyebabkan gangguan kesuburan pria maupun perempuan.
Tubuh yang terinfeksi TORCH dapat mengakibatkan kelainan kongenital atau gangguan janin dalam kandungan.
Perempuan yang terinfeksi memiliki risiko tinggi menularkan ke janin yang bisa berakibat fatal.
(Baca juga: Yang Alami Lebih Aman! Pakai Cara Ini Saja Daripada Harus Filler atau Tarik Benang Demi Kecantikan Wajah)
Namun perlu diingat, PCU bukan berarti membatalkan pernikahan bila ditemukan adanya masalah kesehatan di atas.
Itulah mengapa sebaiknya PCU dilakukan 6 bulan sebelum pernikahan, karena bila diketahui ada masalah kesehatan maka bisa ada waktu untuk diberi penanganan.(*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR