NOVA.id – Walau disibukkan dengan urusan pernikahan, jangan sampai pemeriksaan kesehatan sebelum menikah.
Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah atau pre marital check up (PCU) ini setidaknya memiliki 3 tujuan.
Pertama, memastikan status kesehatan kita dan pasangan.
(Baca juga: Duh, Ternyata Penyebab Kanker Bisa Muncul dari Perabotan Sekitar Kita! Pastikan 10 Titik Ini Aman, ya!)
Kedua, mendeteksi kemungkinan adanya sifat pembawa kelainan bawaan dari masing-masing..
Ketiga, mendeteksi kemungkinan terjadinya penularan penyakit antara pasangan.
Pada dasarnya, PCU sama seperti tes kesehatan umum ditambah dengan pemeriksaan kesehatan reproduksi.
(Baca juga: Setelah Jalani Perawatan Intensif, Bassist Navicula Meninggal Dunia, Ini Penyebabnya)
Hanya saja, waktunya dilakukan sebelum pernikahan.
Masing-masing rumah sakit biasanya memberikan pilihan PCU dari paket yang sederhana sampai yang lengkap.
Secara umum, berikut tes pemeriksaan pranikah yang penting dilakukan oleh pasangan:
(Baca juga: Perlu Dihindari, Ini loh Penyebab Munculnya Flek Hitam di Wajah, Nomor 2 Tak Disangka!)
1. Hematologi Rutin
Tes ini untuk mengetahui adakah kelainan atau penyakit darah seperti thalasemia, anemia, kanker darah, infeksi, kecenderungan pembekuan darah dan lain-lain.
Tes ini memeriksa kadar hemoglobin, jumlah sel darah merah, sel darah putih, trombosit, jenis sel darah putih dan laju endap darah.
Bila kedua pasangan membawa sifat thalasemia (thalasemia minor), besar kemungkinan keturunannya thalasemia mayor.
Orang yang menderita thalasemia mayor akan mengalami kekurangan darah akibat sel darahnya mudah rusak, jadi yang harus dilakukan adalah transfusi darah seumur hidup karena thalassemia tidak dapat disembuhkan.
(Baca juga: Bikin Merinding! Begini Bisikkan Elvy Sukaesih Saat Menjenguk Dhawiya di Rutan)
2. Tes Urine Rutin
Tes ini untuk memeriksa adakah infeksi saluran kemih dan mengetahui kondisi ginjal.
Fungsinya untuk memantau fungsi ginjal, penyakit ginjal, kemungkinan terjadinya infeksi saluran kemih, batu ginjal atau tumor.
(Baca juga: Sarapan Nikmat dengan Sayur Lodeh Daun Singkong yang Jadi Favorit Keluarga)
3. Golongan Darah dan Rhesus
Tes dilakukan untuk mengetahui golongan darah berdasarkan sistem ABO dan rhesus.
Bagi calon suami istri yang memiliki golongan darah dengan rhesus yang berbeda, yaitu positif dengan negatif, janin yang dikandung bisa berisiko.
Bila janin ternyata memiliki rhesus yang berbeda dengan ibunya, ia akan dianggap benda asing dan sistem kekebalan tubuh ibu akan menyerang janin.
(Baca juga: Sedang Hamil, Kahiyang Ayu Justru Tampil Berbeda di Foto Ini)
Dokter dapat memberi obat untuk mengatasi kelainan rhesus ini, namun bayi tetap memiliki risiko.
Ketidakcocokkan rhesus sangat memengaruhi janin, seperti janin mengalami anemia, jaundice (kuning) dan komplikasi lainnya.
Ketidakcocokkan rhesus ini sering terjadi pada pasangan berbeda ras.
(Baca juga: Kapan sih Waktu yang Baik Mengonsumsi Susu? Ini Penjelasannya)
4. Gula Darah
Tes ini bertujuan untuk mengamati kadar gula darah dalam tubuh.
Gunanya untuk mendeteksi adanya kemungkinan penyakit diabetes melitus atau kencing manis.
Sebagai contoh, ibu hamil yang menderita diabetes tak terkontrol dapat berisiko bagi ibu maupun janinnya.
(Baca juga: Bukan Cuma Kanker, Ini 4 Dampak Lain Jika Kita Mengonsumsi Daging Berlebihan, Yuk Coba Dibatasi!)
Misalnya, terjadi cacat janin atau mengalami komplikasi kehamilan seperti janin besar, gangguan pertumbuhan apda janin, proses kelahiran yang sulit atau janin meninggal.
Keturunan pengidap diabetes juga berisiko mengalami diabetes.
Bila kondisi ini diketahui sejak awal, dapat dilakukan perubahan gaya hidup dan bila perlu dilakukan pengobatan agar kadar gula darah terkendali dan komplikasi dapat dicegah atau dihindari.
Pada pria, pemeriksaan ini untuk mengetahui kondisi fisik secara keseluruhan.
(Baca juga: Sempat Kejang-Kejang, Begini Perjalanan Kisah Bayi Calista Sebelum Meregang Nyawa Usai Dianiaya Ibunya)
5. HBsAG (Hepatitis B Surface Antigen)
Tes ini untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda terinfeksi oleh penyakit hepatitis B yang dapat menimbulkan sirosis atau kerusakan jaringan hati dan kanker hati.
Virus ini dapat menular lewat hubungan seksual, ciuman, kontak langsung dengan darah penderita, dan dari ibu ke janin di kandungan maupun saat persalinan.
Segera konsultasikan dengan dokterbila pemeriksaan menemukan hasil positif.
Dokter dapat memberikan vaksinasi sebelum terlambat.
(Baca juga: Jarang yang Tahu, Ternyata Teh Hijau Punya Manfaat untuk Meningkatkan Gairah Bercinta loh!)
6. VDRL (Venereal Disease Research Laboratory)dan RPR (Rapid Plasma Reagin)
Tujuannya untuk mengetahui penyakit yang berhubungan dengan kelamin, seperti sipilis atau gonorrhoea.
Penyakit ini berbahaya sebab bisa menyerang hampir semua organ tubuh, termasuk jantung dan susunan saraf otak.
Janin dalam rahim ibu yang tertular sifilis dapat mengalami keguguran, cacat janin, lahir mati atau hidup dengan gejala sifilis di kemudian hari.
(Baca juga: Perkuat Cita Rasa Lokal Nusantara, Glenn Alinskie-Chelsea Olivia Lakukan Kolaborasi Ini dengan Fotografer Terkenal)
7. TORCH (Toxoplasma gondii (toxo), Rubella, Cyto Megalo Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV))
Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya infeksi penyakit yang bisa menyebabkan gangguan kesuburan pria maupun perempuan.
Tubuh yang terinfeksi TORCH dapat mengakibatkan kelainan kongenital atau gangguan janin dalam kandungan.
Perempuan yang terinfeksi memiliki risiko tinggi menularkan ke janin yang bisa berakibat fatal.
(Baca juga: Yang Alami Lebih Aman! Pakai Cara Ini Saja Daripada Harus Filler atau Tarik Benang Demi Kecantikan Wajah)
Namun perlu diingat, PCU bukan berarti membatalkan pernikahan bila ditemukan adanya masalah kesehatan di atas.
Itulah mengapa sebaiknya PCU dilakukan 6 bulan sebelum pernikahan, karena bila diketahui ada masalah kesehatan maka bisa ada waktu untuk diberi penanganan.(*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR