NOVA.id - Sebagian besar perempuan pasti banyak yang menyukai aktivitas berbelanja.
Tujuan berbelanjanya pun beragam, ada yang berbelanja kebutuhan hidup sehari-hari, kebutuhkan keluarga, hingga kebutuhan dirinya sendiri seperti masalah kecantikan diri dan banyak hal lainnya.
Di zaman milenial dan serba cepat ini, banyak perempuan yang lebih mengandalkan kartu kredit saat berbelanja.
Hal ini lantaran kebanyakan berpikir daripada membawa uang banyak dalam dompet, cukup dengan satu kartu bisa dengan mudah untuk bertransaksi.
Akan tetapi, kali ini sebagai pemegang dan pengguna kartu kredit kita harus berhati-hati dan waspada.
Pasalnya, ternyata kartu kredit yang kita miliki saat ini bisa saja menjadi target pembobolan dari oknum tidak bertanggung jawab.
Dilansir dari Kompas.com, Penyidik dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengungkap praktik jual beli data nasabah bank melalui situs web bernama Temanmarketing.com.
Panit 2 Unit 2 Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Abdul Rahman mengatakan, pemilik situs web tersebut berinisial IS dan kini telah ditangkap.
Baca juga: Banyak yang Beranggapan Makanan Organik yang Paling Sehat, Padahal 4 Hal Ini Hanya Mitos
Salah satu pelanggan IS berinisial NM.
Kasubbid Penmas Humas PMJ AKBP I Gede Nyeneng mengatakan, NM menggunakan data nasabah itu untuk membobol kartu kredit korbannya.
Dalam menjalankan aksinya, NM menggunakan dua metode dan berikut ini penjelasan dari kedua metode tersebut:
1. Berpura-pura menjadi nasabah
Metode pertama, lanjut Gede, setelah mendapatkan data para nasabah, NM dan rekannya yang berinisial TA mengecek data mana yang masih merupakan nasabah aktif.
Kemudian mereka menghubungi call center bank tertentu, mengaku sebagai nasabah bank dan meminta kepada customer service bank untuk meng-update atau memperbarui nomor ponsel data nasabah itu dengan dalih kartu kreditnya sedang mengalami kerusakan.
Berdasarkan permintaan NM, kemudian bank melakukan verifikasi dengan cara memberikan berbagai pertanyaan detail kepada tersangka.
“Dengan data yang sudah didapatkan tersangka NM, tersangka mampu menjawab pertanyaan dari pihak bank, termasuk data nama orangtua dan tanggal lahir,” ujar Gede di Mapolda Metro Jaya, Senin (16/4).
Kemudian, lanjut Gede, setelah lolos verifikasi pihak bank, tersangka mendapatkan OTP (one time password).
NM pun meminta customer service bank untuk segera menerbitkan kartu kredit baru dan meminta agar kartu tersebut dikirim ke alamat rumahnya.
"Satu minggu kemudian kartu diantar ke alamat yang tersangka minta. Barulah tersangka NM dan tersangka lain berinisial AN melakukan transaksi tarik tunai ataupun online dengan menggunakan kartu kredit tersebut,” katanya.
Baca juga: Agar Bisa Segera Diobati, Sebaiknya Kenali 5 Gejala Awal Diabetes Ini
2. Berpura-pura jadi petugas bank
Modus kedua, lanjutnya, para pelaku berpura-pura sebagai petugas bank.
Mereka menghubungi korban dengan mengaku sebagai pihak bank dan memberitahukan bahwa kartu kredit milik korban sedang mengalami kerusakan.
“Lalu, korban diminta menyebutkan ATP tiga digit angka yang ada di belakang kartu dan tanggal kedaluwarsa kartu kredit milik korban,” ucap Abdul.
Setelah tersangka menguasai data kartu kredit milik korban, tersangka menggunakan data kartu kredit tersebut untuk transaksi tunai dan online.
Baca juga: Untuk Lingkungan Tetap Sehat, Yuk Kurangi Sampah Plastik dengan Cara Ini
Kepada polisi, NM dan kedua rekannya mengaku telah melakukan pembobolan sebanyak 20 kali.
Jumlah keuntungan yang dia raup sudah mencapai lebih dari Rp 500 juta.
Saat ini tersangka IS sebagai penjual data nasabah serta MN, TA, dan AN telah diamankan polisi untuk menjalani proses hukum.(*)
Sherly Puspita / Kompas.com
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR