Akhirnya, anak akan tumbuh dengan kemampuan problem solving yang lemah.
Baca juga: Jika Terjadi 7 Hal Ini Pada Tubuh, Tandanya Kita Sedang Jatuh Cinta!
5. Pembiaran (terhadap hal-hal yang salah).
Banyak perilaku tidak pantas yang dilakukan anak seperti suka memaki, memukul orang, merusak, dan mengambil barang orang lain.
Seyogianya, orang tua perlu waspada dan tidak abai bila anaknya melakukan salah satu tindakan itu.
“Orang tua harus tegas melarang ketika anak mulai mencoba atau memunculkan perilaku tersebut."
Ketika dibiarkan melakukan hal yang tidak pantas, maka anak belajar bahwa perilaku itu oke-oke saja untuk diteruskan dan lama kelamaan akan membentuk belief.
Baca juga: Tunjukkan Interaksi dengan Sang Putra, Bulu Mata Anak Reisa Brotoasmoro Bikin Gagal Fokus
6. Suka Menakut-nakuti dan Menularkan Keyakinan yang Salah
Ketika anak berperilaku tidak sesuai dengan aturan, orang tua kadang menakut-nakuti dengan mengatakan “Awas, nanti disuntik dokter”.
Atau menularkan keyakinan yang tidak memberdayakan pada anak.
Misal, ayo belajar, matematika itu susah, lo.
Keyakinan yang berkembang pada anak adalah dokter itu sukanya menyakiti dengan jarum
suntiknya.
Jika mereka memang sulit memahami matematika, selayaknya tidak ikut menanamkan keyakinan “matematika sulit” pada anak.
Baca juga: Inspiratif, Ini Kisah Dokter Amalia saat Bertugas di Pedalaman Papua
7. Menceritakan Kisah yang Tidak Mendidik
Cerita “Si Kancil” yang mampu “memanfaatkan” buaya untuk bisa menyeberang sungai.
Kancil pintar menipu orang lain untuk mencapai tujuannya.
Hal ini akan menjadi bahaya jika si anak berpikir bahwa ternyata boleh memanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuan atau boleh membohongi orang untuk memenuhi keinginan pribadi.(*)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR