NOVA.id - Begitu celana favorit kita sudah susah dikancing, begitu kita sudah malas mengenakan blus putih tipis mahal bermerek, dan sang suami pun mulai enggan merangkul pinggang kita, bisa jadi hanya satu niat yang muncul di kepala kita: diet!
Tentu, niat yang kita patri ini tak keliru.
Karena, selain kita ada ratusan ribu, bahkan puluhan juta perempuan di seluruh dunia yang pasti akan melakukan hal yang sama.
Kita pun berbondong-bondong mengikuti bermacam program diet.
Dari yang bisa dilakukan sendiri di rumah, sampai perlu pergi ke klub kebugaran atau ke bermacam klinik pelangsingan tubuh yang bertarif jutaan.
Namun beberapa kasus yang telah terjadi faktanya kita tidak bisa diet justru kita yang akhirnya menyalahkan bermacam program diet termasuk kembali menyalahkan diri sendiri karena gagal diet.
Baca juga: Berita Duka, Ayah dari Michael Jackson Tutup Usia di Umur 89 Tahun
Nah, biar tak gagal lagi, sepertinya ada yang perlu diubah dari kita.
Mulailah terlebih dahulu mengubah pola pikir kita soal diet.
Kemudian, barulah kita menjalani program diet yang tepat dan memang menjanjikan hasil yang indah.
Seperti yang dijelaskan oleh Monica Kumalasari, M.Psi T, fasilitator TetraMap bersertifikasi sekaligus psikolog kesehatan terapan yang berpraktik di Ciputra Medical Center Kuningan, mengungkapkan alasan yang paling mendominasi gagalnya diet seseorang, apapun jenis diet yang dijalankan.
Istilahnya, preferensi perilaku atau behavior preferences.
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR