NOVA.id - Bertengkar adalah suatu kondisi antara dua orang atau lebih karena adanya ketidak-sepahamanan dalam berpikir yang ditunjukkan melalui perdebatan.
Masing-masing pihak tidak ada yang ingin mengalah dan cenderung ingin mempertahankan prinsip yang dianggapnya benar.
Sebagai dinamika dalam keluarga dimana pertengkaran adalah salah satu bumbu yang perlu juga mewarnai kehidupan berkeluarga.
“Maka pertengkaran adalah suatu kondisi yang sehat. Dengan catatan bahwa pertengkaran tersebut diupayakan berahir dengan penyelesaian masalah dan setelah itu perlu melakukan introspeksi diri,” ungkap Widiawati Bayu, Spsi., Psikolog dari Kasandra Associates.
Pertengkaran yang tidak menemukan sumber masalah dan penyelesaiannya tentu akan membuat pasangan merasa diabaikan dan merasa masih ada yang belum tuntas.
“Bila hal ini terjadi berlarut-larut akan membuat penumpukan beban yang tentu saja membuat tidak nyaman,” jelas dia.
Tumpukan tersebut akan dapat meledak kapan saja ketika terjadi pertengkaran kecil.
“Pertengkaran kecil merupakan pemicu untuk menumpahkan uneg-uneg yang sudah sekian lama terpendam. Mereka tidak perlu menunggu ledakan bom waktu yang dapat menggoyahkan hubungan, namun menyadari pentingnya menyelesaikan persoalan yang terjadi sekecil apa pun,” imbuhnya.
Ia pun menuturkan bahwa melalui komunikasi terbuka, mencari waktu yang tepat, melakukan diskusi yang sifatnya timbal balik, mau mendengarkan keluh kesah, mencari jalan keluar yang terbaik.
Baca juga: Berlibur ke Turki, Buah Hati Fenita Arie Tidak Rewel karena Diberi Ini
“Bila cara seperti ini dilakukan masing-masing pihak akan merasa nyaman karena tidak ada lagi pendaman yang tentu saja situasi ini akan membuat hubungan semakin kokoh. Selain itu, dengan semakin memahami pasangan melalui pertengkaran yang terjadi diharapkan akan membuat mereka semakin sayang satu sama lain,” tegas dia.
Selain itu, Widiawati juga menyarankan agar pertengkaran bagi pasangan tidak perlu dipertontonkan.
Mereka bijak untuk menyelesaikan masalah.
“Bila mereka merasa bahwa mereka sudah tidak dapat menyelesaikan, mereka tidak segan segan mencari bantuan pada pihak yang sifatnya netral dalam hal ini Psikolog Keluarga dan Perkawinan,” bebernya.
Baca juga: Tak Ingin Gemuk Meski Tetap Makan Nasi? Tenang, Begini Caranya
Dengan bantuan Psikolog, mereka bersama-sama akan menemukan sumber masalah.
“Psikolog akan memandu mereka menemukan insight penyelesaian masalah yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik mereka. Mereka disadarkan bahwa pertengkaran yang melibatkan emosi tidak akan membantu penyelesaian bahkan akan dapat berakibat fatal,” pungkasnya.(*)
(Noverita K. Waldan)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR