NOVA.id - Mungkin lagi “ngetren” bagi sebagian diantara kita berolahraga ternyata tak cukup agar sehat dan singset, tapi juga ingin berotot kekar.
Memang akan terlihat keren, sih.
Tapi, apa tak berbahaya berotot seperti itu buat perempuan?
Latihan keras demi mendapatkan tubuh kekar memang akan meningkatkan kebugaran, tapi ternyata belum tentu dengan tingkat kesehatan.
“Tingkat kebugaran yang meningkat tidak selalu sejalan dengan tingkat kesehatan yang dihasilkan. Biasanya dengan peningkatan intensitas latihan, tingkat durasi latihan, ataupun frekuensi latihan akan menurunkan tingkat kesehatan yang bersangkutan,” tegas dr. Michael Triangto, SpKO, yang menjabat sebagai Direktur klinik Slim+ Health, Sports Therapy.
Baca juga: Ngeri, Bayi tanpa Tulang Rusuk Ditemukan di Hutan, Ayah dan Ibunya Diduga Tersangka
Menurut dokter ahli dari kedokteran olahraga ini, memang ada perbedaan yang mendasar antara tingkat kebugaran dan tingkat kesehatan.
Contoh, seorang atlet yang terus-menerus melakukan latihan untuk meningkatkan kemampuannya maka tingkat kebugarannya akan naik.
Namun atlet ini pun dekat dengan cidera dan sakit.
Misalnya saja dia akan lebih mudah flu dan gampang tertular penyakit karena daya tahan tubuhnya juga menurun.
Baca juga: Meski Rendah Kalori, 4 Bahan Makanan Ini Tak Bisa Turunkan Berat Badan
Kenapa bisa begitu? Karena meskipun tingkat intensitas latihannya itu terus ditingkatkan, belum tentu sejalan dengan kemampuan dan kesehatan tubuhnya sendiri.
Apalagi jika intensitas latihan dilakukan begitu mendadak.
Karena yang benar, kekuatan tubuh manusia ini sebaiknya ditingkatkan secara perlahan.
Menurut dr. Michael, jika tadinya dia bisa berlari 5 km jadi 10 km, yang tadinya half marathon bisa menjadi full marathon atau yang sebelumnya dia bisa mengangkat beban 10 kg jadi bisa mengangkat beban 15 kg atau bahkan 20 kg.
Baca juga: Sedang Diet? Yuk, Buat Semangkuk Salad Enak untuk Turunkan Berat Badan
Memang, tidak ada larangan bagi perempuan yang ingin membentuk berotot, tapi hendaknya dipikirkan dulu untung ruginya.
Karena olahraga berat tidak berarti selalu lebih sehat.
Lebih bugar sih iya, tapi lebih sehat belum tentu.(*)
(Maria Ermilinda Hayon)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR