Salah satunya, apakah pola makan yang selama ini kita lakoni, ternyata berawal dari pola asuh saat kita masih kecil?
(Baca juga: Wah, Ada Hotel Kapsul Instagramable Bernuansa Budaya Indonesia di Jakarta)
“Misalnya, waktu kecil saat lagi belajar, ibu memberikan kue (untuk penyemangat). Akhirnya terbawa sampai besar. Jadi ketika kita merasa tidak nyaman, lagi stres, (akan) terbiasa memakan makanan yang manis. Itu contoh sederhananya,” kata Tara de Thouars, BA, M.Psi., psikolog klinis yang praktik di LightHOUSE.
Begitu juga dengan kondisi seseorang yang tak bisa mengendalikan nafsu makan mereka, sehingga menyebabkan tubuh menjadi obesitas.
Kebiasaan makan sejak kecil inilah yang sulit diubah ketika dewasa.
Wajar saja, jika ada orang yang tengah mengalami stres, maka mereka lari ke makanan.
Ini jadi masalah setiap orang, terutama masyarakat urban zaman sekarang.
Stres di rumah, pekerjaan, dan lingkungan sosial akan memengaruhi pola makan kita juga.
“Padahal, tubuh itu sudah punya mekanisme tersendiri. Di mana dia akan makan ketika lapar dan akan berhenti ketika kenyang. Dan, seharusnya pola makan yang benar seperti itu,” tambah Tara.
(Baca juga: 3 Rencana Kerajaan Inggris untuk Hentikan Drama Keluarga Meghan Markle)
Oleh karena itu, sebelum memulai diet, ada hal penting yang harus diubah terlebih dahulu, yaitu: pola pikir.
Caranya? Lakukan terapi dengan bantuan psikolog yang salah satunya menggunakan hipnoterapi agar pola pikir terhadap makanan berubah secara perlahan.
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR