NOVA.id - Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar yang terletak pada leher bagian depan di bawah jakun, berbentuk menyerupai kupu-kupu.
Kelenjar ini merupakan kelenjar penghasil hormon tiroid yang sangat penting bagi tubuh manusia.
Salah satu fungsi hormon tiroid mengatur kecepatan pembakaran energi dalam tubuh dan juga membuat protein serta mengatur respon tubuh terhadap hormon yang lain.
Kelenjar tiroid menghasilkan dua jenis hormon tiroid, yaitu: triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4).
Keduanya dihasilkan oleh kelenjar tiroid dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui darah.
(Baca juga: Badai Pasir di Mekah, Asri Welas Rekam Keadaan Hingga Sempat Panik)
Pengaturan produksi hormon tiroid ini dipengaruhi oleh Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis di otak.
Dilihat dari pentingnya kelenjar tiroid pada tubuh manusia, maka jika ada gangguan pada kelenjar tiroid tentu akan berdampak signifikan pada tubuh.
Berikut gangguan-gangguan pada kelenjar tiroid.
(Baca juga: Makeup dan Kostum Anti Mainstream, Ini Pesan Mereka di Baliknya)
1. Gangguan Struma Nontoksik
Ini adalah pembengkakan kelenjar tiroid tanpa gangguan produksi hormon tiroid.
Pembengkakan ini dapat bersifat merata (difus), yang sering berkaitan dengan kekurangan iodium, maupun benjolan (nodul tiroid).
Penanganan pada struma difus adalah dengan pemberian hormon tiroid yaitu L-tiroksin yang akan menekan kadar TSH sehingga mengurangi pembesaran kelenjar tiroid.
Sedangkan untuk benjolan tiroid dengan penyedotan cairan kista atau pengangkatan (operasi).
(Baca juga: Mengalami Luka Tembak, Perempuan Ini Dapat Wajah Baru, Seperti Apa?)
2. Kanker Tiroid
Tumor pada tiroid adalah suatu kelainan yang menyebabkan adanya benjolan pada kelenjar tiroid akibat dari pertumbuhan tumor, baik jinak maupun ganas, proses peradangan atau infeksi, kekurangan iodium serta proses autoimun.
Sedangkan kanker tiroid adalah pertumbuhan tumor ganas pada tiroid yang membesar lebih cepat dan bisa menyebar ke seluruh tubuh.
Untuk diagnosis kanker tiroid biasanya dilakukan pemeriksaan klinis imaging misalnya USG, CT Scan, sidik tiroid, atau bila perlu dilakukan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) atau Aspirasi Jarum Halus (AJH).
Angka kejadian kanker tiroid semakin meningkat.
(Baca juga: Penting Disimak, Anak Punya IQ Tinggi Bila Ciri-Cirinya Seperti Ini!)
Dengan usia penderita yang cenderung semakin muda (20-65 tahun), dan sebagian besar perempuan.
Dalam sepuluh tahun terakhir, angka kejadian kanker tiroid meningkat dua kali lipat.
Kanker Tiroid ditandai dengan gejala adanya benjolan di leher, suara serak yang tak kunjung menghilang, kesulitan menelan dan bernapas, pembengkakan kelenjar getah
bening, dan sakit tenggorokan.
Pada tahap awal jarang terasa gejala, sering kali penderita baru menyadari saat memasuki stadium lanjut.
(Baca juga: Jokowi Asik Joget di Pembukaan Asian Games, Kaesang Komentari Ayahnya)
Penanganan kanker tiroid dilakukan dengan tindakan operasi pengangkatan kelenjar tiroid yang akan menyebabkan komplikasi pembedahan yaitu kondisi pasien menjadi hipotiroid dan penurunan kadar kalsium.
Sehingga pasien dengan diagnosa kanker tiroid biasanya perlu mengonsumsi hormon sintesis pengganti fungsi tiroid seumur hidup.
Penyebaran kanker tiroid bisa terjadi di kelenjar getah bening, payudara, tulang belakang, dan paru-paru.
Banyak pasien yang terlambat penanganannya mengalami kondisi demikian.
(Baca juga: Selain Nia Ramadhani, Annisa Pohan dan Suami Naik Haji, Tapi Langgar Aturan Kerajaan Arab Saudi?)
3. Gangguan Hormonal
Gangguan lainnya yaitu ketidakseimbangan hormon tiroid.
Gangguan ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu kekurangan (hipotiroid) dan kelebihan (hipertiroid) dari hormon tiroid.
Hipotiroid adalah kondisi kelenjar tiroid kurang aktif sehingga produksi hormon tiroid menjadi rendah.
Hal ini menyebabkan metabolisme tubuh seseorang jadi lambat.
(Baca juga: Ada Air Terjun di GBK, Ternyata Kita Bisa Tiru Idenya di Rumah, loh!)
Hipotiroid dapat disebabkan beberapa hal, di antaranya kekurangan iodium, penyakit autoimun hashimoto, kelainan bawaan sejak lahir (hipotiroid kongenital), operasi pengangkatan tiroid, ataupun ablasi tiroid dengan iodium radioaktif.
Kondisi hipotiroid pada umumnya dapat diatasi dengan pemberian hormon tiroid sintetis (levothyroxine).
Sedangkan hipertiroid adalah kondisi di mana kelenjar tiroid terlalu aktif sehingga memproduksi hormon tiroid dalam jumlah berlebihan.
Kondisi ini menyebabkan metabolisme tubuh seseorang menjadi meningkat.(*)
(Astriani Dwi Aryaningtyas)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR