NOVA.id - Tak jarang kita menyebut orang dengan kebutuhan khusus sebagai penyandang difabel.
Namun ternyata ungkapan itu tak sepenuhnya benar.
Pengucapan kata difabel sebaiknya diubah dengan kata disabilitas.
Baca Juga : Hadir Lagi, IdeaFest 2018 Hadirkan 6 Anak Muda Inspiratif di LyfeFest!
Hal tersebut pun diungkapkan oleh Ketua Federasi Penyandang Cacat untuk Indonesia, Mahmud Fasa.
Ia berujar bahwa masih banyak panitia penyelenggara Asian para Games 2018 atau Inapgoc yang cenderung menggunakan kata ‘difabel’ saat berikan informasi terlebih pada media.
Di banding menggunakan kata ‘difabel’ imbuhnya, pihak Inasgoc lebih baik menggunakan kata disabilitas yang merujuk pada Undang-Undang Nomor 8 tahun 2017 tentang Penyandang Disabilitas.
Baca Juga : Siapa Sangka, Ni Nengah Widiasih Dapat Banyak Medali Justru Akui Pernah Tak Minat dengan Cabor Angkat Berat
"Maaf, panitia masih sering menggunakan kata difabel. Padahal saya sudah sampaikan bahwa yang benar itu penyebutannya adalah disabilitas sesuai dengan undang-undang juga," ujarMahmud dikutip dari Kompas.com.
Ia pun berharap, media mampu membantu menyebarluaskan terkait informasi penggunaan kata disabilitas pada masyarakat luas.
"Saya harap media juga menuliskan kata disabilitas. Ini pesta olahraga terbesar bagi kami sehingga kami senang disebut penyandang disabilitas, bukan penyandang difabel," ujarnya.
Baca Juga : Kaya Sejak Lahir, Glamornya Penampilan Bupati Minahasa Tak Kalah dari Sosialita Ibukota!
Pagelaran Asian Para Games 2018 diketahui digelar mulai 6-13 Oktober 2018.
Ajang olahraga ini diikuti oleh 3.000-an atlet dan ofisial dari 43 negara peserta.
Baca Juga : Liburan ke Labuan Bajo Wulan Guritno Malah Dinyinyiri Warganet, Kenapa ya?
Berbeda dengan Asian Games kemarin, pesta olahraga ini dengan melibatkan 8.000 relawan, 5.000 pekerja lapangan, dan diliput 800 media dari dalam dan luar negeri.
Yuk Sahabat NOVA mulailah lebih ramah untuk panggil mereka penyandang disabilitas, bukan penyandang difabel.(*)
Penulis | : | Alfiyanita Nur Islami |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR