Pola Makan Orang Tua Waktu Kecil Bisa Mempengaruhi Pola Makan Anak Saat Dewasa

By Tentry Yudvi Dian Utami, Sabtu, 23 Maret 2019 | 08:30 WIB
Pola Makan Orangtua Waktu Kecil Bisa Mempengaruhi Pola Makan Anak Saat Dewasa (istock)

NOVA.id - Sudah banyak ragam diet telah hadir untuk mempermudah kita dalam menurunkan berat badan. 

Namun, sayangnya tak semua diet itu sehat untuk dijalani loh. 

Terlebih jika diet tersebut menjanjikan kita bisa menurunkan berat badan dengan instan. 

Baca Juga : Beberkan Sifat Asli Reino Barack, Unggahan Kakak Ipar Syahrini Jadi Sorotan

Tentunya, hal ini patut dicurigai, karena menurunkan berat badan tidak ada yang instan, jika hanya andalkan diet saja, pasti membutuhkan waktu bulanan hingga menahun. 

Menurut Tara de Thouars, BA, M.Psi., psikolog klinis yang praktik di LightHOUSE, diet tersebut cenderung kurang sehat untuk dilakukan. 

Sebab, program diet dibuat awalnya untuk mengatur pola makan kita yang kurang teratur. 

Baca Juga : Unik, Ikan Hiu Ditemukan Paska Banjir Bandang di Sentani, Papua Barat

Jika sudah teratur, metabolisme dalam tubuh pun teratur dan akan mempengaruhi penurunan berat badan. 

Nah, sebelum memulai diet, Tara menyarankan untuk kita melakukan terapi terlebih dahulu dengan psikolog, karena pola makan tidak teratur bisa disebabkan dari kebiasaan makan waktu kecil. 

"Misalnya, waktu kecil saat lagi belajar, ibu memberikan kue (untuk penyemangat). Akhirnya terbawa sampai besar."

Baca Juga : Menyisir Rambut, Anissa Pohan Kabarkan Kondisi Terakhir Ani Yudhoyono Usai Kemoterapi

"Jadi ketika kita merasa tidak nyaman, lagi stres, (akan) terbiasa memakan makanan yang manis. Itu contoh sederhananya,” kata Tara de Thouars, BA, M.Psi., psikolog klinis yang praktik di LightHOUSE. 

Kebiasaan makan sejak kecil inilah yang sulit diubah ketika dewasa. 

Wajar saja, jika ada orang yang tengah mengalami stres, maka mereka lari ke makanan.

Baca Juga : Raih Penghargaan di Rusia, Intip Gaya Via Vallen yang Tampil Cantik dan Anggun

Ini jadi masalah setiap orang, terutama masyarakat urban zaman sekarang. 

Stres di rumah, pekerjaan, dan lingkungan sosial akan memengaruhi pola makan kita juga. 

“Tubuh itu sudah punya mekanisme tersendiri. Di mana dia akan makan ketika lapar dan akan berhenti ketika kenyang. Dan, seharusnya pola makan yang benar seperti itu,” tambah Tara.

Baca Juga : Menyayat Hati, Gading Marten Usap Air Matanya Saat Bernyanyi, Masih Cinta Gisella Anastasia?

Oleh karena itu, sebelum memulai diet, ada hal penting yang harus diubah terlebih dahulu, yaitu: pola pikir. 

Nah, barulah, kita memulai melakukan diet sehat yang sesuai dengan standar berat indeks manusia. 

Kita harus tahu, setiap tubuh sudah diatur dalam Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT), di mana tubuh ideal disesuaikan dengan tinggi badan. 

Baca Juga : Luna Maya Terbang ke Swiss, Syahrini dan Reino Barack Bulan Madu di Tempat yang Sama?

Misalnya, jika tinggi tubuh kita 163 cm, maka berat ideal rata-rata adalah 49,5 kg. 

Jika melebihi ukuran itu, maka tubuh sudah memasuki kategori obesitas. 

Nah, jika sudah begitu, tubuh akan mudah terkena risiko penyakit. 

Baca Juga : Turunkan BB 20 Kg dalam Waktu 2 Minggu dengan Diet Camp ala Polisi Thailand, Tertarik?

Di sinilah kita baru bisa melakukan diet sesuai dengan kebutuhan tubuh. 

Jadi jika masih memiliki berat tubuh ideal, “Tak perlu diet ketat, yang penting tubuh terjaga dan lebih sehat,” tukas Tara. 

Jangan lupa ukur berat badan kamu ya, Sahabat NOVA! (*)