Tanya Jawab Psikologi NOVA: Aku Ingin Mengakhiri Hidup Karena Keluargaku

By Tiur Kartikawati Renata Sari, Kamis, 11 April 2019 | 20:30 WIB
Tanya Jawab Psikologi NOVA: Aku Ingin Mengakhiri Hidup Karena Keluargaku (Pixabay/duy_ittn)

Aku baru bisa bersosialisasi kalau sepupu-sepupuku dating, namun, ini hanya berefek saat aku SD, ketika aku SMP dan SMA, aku semakin gagap untuk bersosialisasi, sekarang aku sudah bebas ke mana saja, kecuali ke luar kota, tapi aku malah ragu, aku seperti tak bisa menatap mata orang.

Aku sering di-bully, secara verbal, aku dibesarkan di keluarga yang relijius, sehingga dilarang untuk balas dendam, setiap di-bully, aku tersenyum dan memaafkan walaupun seringkali aku yang rugi dan menangis semalaman, saat SMP, pem-bully-ku sedikit mulai waras.

Aku anak yang kuat menghadapi cobaan dari luar, tetapi semua berubah ketika cobaan dari dalam muncul dan menghancurkan pertahananku, aku sering berpikir untuk mengakhiri hidup, ayahku bangkrut delapan tahun yang lalu dan memaksa ibuku memberikan uang padanya hingga sekarang, mereka tidak bisa bercerai karena beberapa factor, ayahku pernah mengajukan cerai tapi ibuku tidak mau, aku, padahal setuju jika mereka berpisah.

Baca Juga : Sempat Unggah Foto Keanu Masssaid, Akun Instagram Angelina Sondakh Ikut Simpati pada Kasus Audrey Aku bersyukur tidak tinggal dengan orangtuaku, karena tiap hari mereka bertengkar, adikku menderita di sana, adik tidak mau pindah ke sini karena dia dekat dengan ibuku, ibuku pun sangat butuh pegangan harapan kepadanya. Semua cita-citaku ditolak oleh ibu, dia ingin aku mengikuti jejak kariernya, karena menurutnya itu paling aman jika suatu saat nanti aku dapat suami seperti ayahku, aku tidak suka, walaupun pekerjaannya cukup simpel dan bayarannya tinggi, karena, banyak saingannya, sulit untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.

Aku mencintai seni, kebudayaan, pandai menggambar, dan penikmat seni pertunjukan, menggambar bisa mencurahkan isi hati dan perasaan burukku, semua mengalir begitu saja, saat memegang alat warna apapun, aku merasa beba, aku ingin menjadi penggiat seni, tapi ditentang oleh ibuku, aku benar-benar patah hati, ibuku mulai berekspektasi aku mengikuti keinginannya, itu membuatku muak dan nilaiku semakin turun, pikiran untuk mengakhiri hidup semakin sering muncul.

Baca Juga : Menantu Ani Yudhoyono Rindu, Aliya Rajasa: Kita Terpisah Sebentar ya Memo