Menurut Alexandra, bisa jadi karena pelaku iri sehingga ingin menjatuhkan nama baik orang tersebut.
Selain itu bisa juga bentuk kebiasaan, karena mengomentari fisik orang lain jadi hal lumrah atau sekadar bercanda.
Alexandra menambahkan, “Terkadang disalahartikan sebagai bentuk kepedulian. Misalnya, banyak ibu yang peduli dengan bentuk tubuh anaknya, sehingga sering mengkritik bahwa mereka gemuk, kurang tinggi, dan lainnya.”
Akibat dari body shaming di media sosial itu bisa memengaruhi self esteem (harga diri) dan body image (gambaran tubuh) korban.
Jadi komentar yang mengandung body shaming itu dilihat semua orang, sehingga seakan-akan terjadi penggiringan opini terhadap kondisi fisik yang sedang dikomentari itu.
Jadi kata Alexandra, “Seseorang bisa merasa enggak nyaman dengan diri mereka sendiri. Bahwa mereka tidak cukup menarik, tidak cukup disukai, dan bisa jadi akan melakukan segala cara untuk mencapai standar (tubuh) tersebut.”
Baca Juga: Lakukan Body Shaming Pada Cinta Laura, Hotman Paris Dikecam Warganet