NOVA.id - Tak pernah terlintas dalam benak Ami Mirabella (24 tahun) jika dirinya akan menjadi salah satu korban pelecehan seksual bekedok terapi oleh Dedy Susanto alias DS yang belakangan diketahui sebagai “psikolog bodong”.
Padahal awalnya Bella, sapaan akrabnya, hanya ingin mengobati luka batin yang dia miliki agar sembuh dan terbebas dari bisikan bunuh diri yang sering menghampirinya.
Namun, bukannya membaik, kejadian itu malah membuatnya semakin depresi hingga membawa trauma tersendiri.
Pada NOVA, Bella menceritakan kisahnya.
Baca Juga: Praktik Psikolog Bodong Menjamur, Ini Saatnya Memilih yang Asli
Aku punya masalah keluarga.
Aku anak broken home, aku pernah menikah tapi gagal.
Aku juga pernah dekat dengan suami orang, aku pernah kerja di dunia malam, sampai aku pernah beberapa kali mau bunuh diri.
Baca Juga: Ramai Kasus Psikolog Abal-Abal yang Libatkan Selebgram, Begini Cara untuk Pilih Psikolog Terpercaya
Emosiku tidak pernah stabil, sehingga rasanya aku butuh psikolog yang tepat untuk menolong masalah psikisku.
Kebetulan saat itu di awal 2019 ngelihat postingan DS dari Instagram Dagelan.
Terus aku follow karena penasaran sebab testimoninya meyakinkan.
Baca Juga: Asyik, Sekarang Usir Rasa Cemas dan Depresi Hanya dari Ujung Jari
Terus aku DM, aku ceritakan kalau aku punya masalah keluarga, pernah depresi, mau bunuh diri, terus saya kasih tau pekerjaan aku sebagai apa.
Setelah aku cerita pernah kerja di dunia malam, DS semakin berani.
Enggak lama dia langsung merespon minta nomor telepon, aku kasih dan mulai ngobrol.
Baca Juga: Jangan Bersedih, Jasa Pemeluk Profesional Sudah Ada di Indonesia, Mau Coba?
Lalu aku bilang kalau aku udah enggak tahan banget (dengan masalah yang dihadapi, red.) boleh enggak kita ketemu?
Beberapa kali chatting enggak ketemu waktunya, sampai akhirnya dia ke Batam untuk seminar.
Pertama aku enggak bisa ikut karena harus ke Singapura padahal aku sudah bayar Rp350.000.
Kesempatan kedua barulah aku bisa datang ke seminarnya.
Memang waktu seminar itu omongannya bagus kayak menenangkan.
“Kamu sabar, ya,” gitu.
Baca Juga: Ramai Dibicarakan, Pakar Transpersonal Ulik Makna Nama Dedy Susanto
Sampai aku sempat nangis terisak-isak.
Lalu break makan siang DS menghampiriku dan meminta bertemu usai acara, aku menyanggupi.
Benar saja dia menelepon setelah acara selesai.
Aku di parkiran dan dia minta aku menunggu di sana.
Tak lama dia menghampiri dan langsung masuk ke mobilku.
Aku ceritainlah masalahku, cuman dia kayak enggak gubris, dia bilang sebenarnya bisa diterapi tapi harus di tempat sepi, tempat tenang.
Aku tawarkan ke pantai saja, tapi dia menolak dan minta dipesankan kamar atas namaku.
Aku enggak bawa uang, kan, terus sempat telepon pacarku untuk transfer sampai akhirnya dia ambil uang cash dan kasih ke aku Rp500.000.
“Kamu bukakan kamar ya pakai nama kamu. Enggak enak kalau pakai nama saya, entar karyawan-karyawan saya pada tau. Soalnya kalau private kayak gini saya enggak pernah, cuma sama kamu aja. Apalagi ini saya gratiskan,” katanya.
Baca Juga: Pelecehan Seksual Menghantui Seleb, Ini Saatnya Berani Bicara
Di situ aku merasa spesial banget, sampai itu, enggak ada pikiran yang aneh- aneh.
Aku nurut dan masuk kamar duluan.
Enggak lama kemudian dia datang pakai celana pendek, pakai kaos.
Baca Juga: Viral Video Bullying dan Pelecehan Siswa SMA , KPPPA Segera Bertindak
Terus aku nangis sambil cerita.
Dia berbaring di ranjang tapi lagi-lagi enggak gubris ucapanku.
DS malah nyalain musik relaksasi, dia mulai usap-usap kepalaku.
Baca Juga: Marak Kasus Pelecehan Seksual, Beberapa Tips Ini Dapat Digunakan Untuk Menolong Mental Penyintas
”Maaf ya, aku usap- usap kepala, itu bagian dari terapi. Soalnya kamu ini kurang figur ayah. Anggap aja aku ini ayah kamu,” katanya.
Aku hanya diam dan mengiyakan.
Terus dia usap punggungku, dia minta aku berbaring, aku seakan dihipnotis sampai aku ketiduran.
DS selimutin aku, terus di situ dia mulai nyium kepalaku, peluk, sampai menggesekkan alat kelaminnya ke aku, aku enggak bisa gerak.
Berontak saja enggak bisa, tiba-tiba aku keinget sama pacarku.
Handphone ku bunyi karena pacarku video call.
Dari situ aku bangkit, terus aku lari sampai akhirnya aku pulang.
Aku sempat marah dengan cara terapi dia.
DS minta maaf dan bilang niatnya baik hanya mau nolong dan terapi aku.
Baca Juga: Berkaca dari Kasus Artis Korea Ini, Begini Cara Hadapi Pelecehan
“Aku tuh sebenarnya capek abis seminar, cuman gara-gara nolong kamu, aku sampai relain waktu aku, waktu istirahat aku untuk kamu. Apalagi kamu digratisin tiket masuknya. Yang pertama kamu enggak datang, yang kedua aku gratisin. Malah kamu anggap aku salah paham”.
Aku akhirnya jadi merasa bersalah sendiri. Tapi aku bilang, sebelum ketemu sama
dia saya udah pernah ke psikolog.
Baca Juga: Agar Si Kecil Terhindar Dari Pelecehan Seks
Terapinya juga enggak kaya gitu, cuman di klinik, di tempat duduk, enggak ada sentuhan badan atau fisik sama sekali.
Akhirnya dia minta ketemu untuk terakhir kalinya sebelum dia pulang ke Jakarta di tempat yang sama.
Dia minta maaf lagi dan minta aku lupain kejadian semalam.
Baca Juga: Astaga, Psikiater Ini Lakukan Pelecehan Seksual ke Pasiennya!
Belum kapok, aku sempat datang lagi ke seminar dia di Jakarta awal tahun 2020 ini.
Tapi sejak saat itu aku enggak pernah berhubungan lagi.
Sampai akhirnya kebongkar semua keburukan DS melalui Instagram kak Revina.
Baca Juga: Siapapun Bisa Alami Gangguan Kesehatan Mental, Mari Kenali Jenis-Jenis Depresi
Sayangnya chatting sama dia udah lama banget aku hapus, karena aku takut ketahuan sama pacarku.
Aku pun baru berani bilang sama pacarku kalau aku juga pernah jadi korban, setelah terbongkar.
Terus pacarku marah.
Baca Juga: Bisa Cegah Kesehatan Mental, Kuliah Whatsapp Kini Jadi Primadona
Dia kan polisi, kalau bilang dari awal katanya dia bakalan langsung tangkap DS.
Aku bilang enggak tau, kirain cuma aku korbannya.
Karena DS sempat bilang, “Kamu jangan bilang siapa- siapa ya karena aku nolong kamu lho, kalau kamu sampai bilang siapa-siapa ini namanya fitnah, aku bisa laporin kamu”.
Baca Juga: Yuk Rawat Kesehatan Mental Kita dengan Lakukan 6 Cara Ini!
Dari situ aku takut, akhirnya aku anggap angin lalu aja.
Tapi sekarang sudah terbukti bahwa korbannya bukan hanya aku dan aku merasa dijebak.
Trauma banget rasanya.
Baca Juga: Tak Ingin Alami Gangguan Kesehatan Mental? Simak 5 Cara Ini!
Sampai aku berantem sama pacar, serasa kehilangan semuanya.
Bukannya sembuh malah semakin kepikiran tapi sekarang sudah mendingan karena banyak yang menguatkan.
Sekarang aku juga sedang bantu kak Revina yang membuka kedok DS untuk mengumpulkan barang bukti dari korban.(*)