NOVA.id - Otak merupakan organ paling penting dalam tubuh manusia.
Pasalnya, otak mengatur semua sistem tubuh dan punya kemampuan luar biasa untuk mendeteksi kerusakan organ lain.
Oleh sebab itu, kita harus menjaga kesehatan otak agar kerja tubuh tetap maksimal.
Baca Juga: 6 Camilan Sehat Bagi Ibu Hamil, Ada yang Bagus untuk Perkembangan Otak Calon Buah Hati
Sayangnya, beberapa aktivitas tak terduga ini justru bisa merusak otak manusia, lo.
Salah satunya adalah multitasking yang kerap kita lakukan sehari-hari.
Lalu apa saja ya kebiasaan yang baiknya dikurangi ini?
Baca Juga: 5 Jenis Makanan Ini Bisa Mempertajam Daya Ingat dan Konsentrasi Manusia, Coba yuk!
Melansir Tribun Kesehatan, hal pertama yang bisa mengganggu kesehatan otak adalah tidak ada aktivitas secara fisik.
Ketidakaktifan dapat menyebabkan masalah kesehatan kronis seperti penyakit jantung, obesitas, depresi, demensia, dan kanker.
Banyak orang terlalu sibuk untuk hanya melakukan aktivitas gerakan dasar, yang dapat memperlambat penurunan kognitif.
Aktivitas fisik secara teratur dapat menguntungkan kita secara kognitif dan secara medis, karena dapat meningkatkan zat kimia otak untuk meningkatkan memori dan kemampuan belajar pembelajaran dengan lebih baik.
Baca Juga: Tidak Hanya Baik untuk Tubuh, Bersepeda Juga Bermanfaat untuk Kesehatan Otak
Kedua, pola tidur buruk juga bisa mengganggu kesehatan otak kita.
Ketika tidak mendapatkan tidur yang cukup, otak akan kesulitan dalam memproses informasi, mengkonsolidasikan ingatan, membuat koneksi, dan membersihkan racun.
Kurang tidur memperlambat pemikiran kita, merusak ingatan, konsentrasi, penilaian, mengganggu proses pengambilan keputusan, serta menghambat pembelajaran.
Usahakan memperbaiki pola tidur dengan tidur cukup selama tujuh hingga delapan jam setiap malamnya demi merangsang koneksi baru dan pertumbuhan otak.
Baca Juga: Sang Ayah Positif Covid-19, Bibi Ardiansyah Kini Harus Nafkahi Ibu dan Ketiga Adiknya
Ketiga, terlalu sering melakukan multitasking.
Seorang ahli saraf dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Earl Miller mengatakan bahwa otak kita tidak bisa terhubung dengan baik terhadap banyak tugas.
Ketika orang-orang mengira mereka mampu melakukan banyak tugas, mereka sebenarnya hanya beralih dari satu tugas ke tugas lain dengan sangat cepat. Selain itu, setiap kali mereka melakukannya, ada konsekuensi kognitif yang menyertai.
"Multitasking juga meningkatkan hormon stres kortisol serta hormon fight or flight (melawan-atau-lari) adrenalin, yang dapat merangsang otak secara berlebihan dan dapat menyebabkan kabut mental atau pemikiran yang kacau," jelasnya.
Baca Juga: Mari Tingkatkan Kepedulian terhadap Demensia Alzheimer Lintas Generasi di Tengah Pandemi Covid-19
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)